Klop sudah. Jadi gimana? Kongkritkan ?! (Maaf Mas meskipun banjir bisa dikendalikan ternyata yang tidak bisa dikendalikan adalah hujan kritik kepadamu Mas Anies, dari orang orang yang kerjanya memang ngambil spesialis ngritik. Mending kalau kritik, ini bully bro hehe)
Setelah rangkaian ceramah romadlon yang cukup menyegarkan dan menGGeerkan. Nampaknya jamaah tidak langsung beranjak pergi. Awalnya ada suara suara gak jelas ditelinga saya, lama lama.. suara itu makin jelas, bahkan semacam teriakan harmonis .: ”
Presiden….Presiden….presiden !!” Kata itu diteriakkan berulang ulang oleh jamaah yang sekaligus berebut foto dan nyoting ? Tentu. Seperti yang mungkin gambar dan video yang Anda terima di Hp Anda di minggu ini selain demo 11 April.
Meriah dan antusias tapi Saya tidak berusaha mendekat, mungkin karena sudah lumayan sering mengalami hal kayak gitu (hehe sok gr dikit gak papa ya?). Biarkan teman mahasiswa yang lain lah. Beri mereka kesempatan mereka mengelu elukan idolanya malam itu.
Saya juga sempat berfikir sedikit nakal. “Ah layak saja kalau di lingkungan masjid gini pasti mas Anies banyak fansnya lah ! Ibarate mas Anies itu kan cah mesjidtan!” Tapi misalnya dilingkungan gelanggang yang nota bene kelompok yang bermacam macam, apa ya kayak gitu ?” Hayo …hehe
(Saya sih berharap tetap kayak gitu…)
Akhirnya. Saya sekeluarga dan mas wahyu haryadi sekeluarga berinisitip meninggalkan masjid kampus UGM. Untuk kembali balik Solo. Karena aslinya acara sudah selesai, tapi masih tertahan oleh para jamaah yang ngefans itu agak lama. Hehe perut lapar kami alarmnyapun bunyi.
Baru sampai pasar Demangan kami berniat makan berat dulu yang sempat tertunda tadi. Seorang penjual Nasi goreng serta mie godok sumringah menyambut kami.
Maklum pendemi mengakibatkan akhir akhir ini kayaknya warung pada sepi. Kemudian kami bertujuh order sesuai selera masing masing. Saya pun berbasa basi bertanya “mas Kenal Antok?”
” Antok beras ?”
” Nggih dulu satu kos sama saya mas,” lanjut saya
‘ Wuuh sampun pindah Pak lama.”
Sayapun terdiam sejenak, hampir saja saya bertanya sekaligus semacam agak nyurvei. “Mas kenal Mas Anies?” Tapi pertanyaan itu saya urungkan.
Teringat pengalaman Mas Heri Alumni FE UGM 86 yang bertanya serupa terhadap pedagang Pasar sepulang dari Palembang bersama Mas Sulton Nasier beberapa bulan lalu. Yang jawabnya gini: “Mas Anies itu jual apa ya di pasar sini?’
Hehe mendengar jawaban itu. Mas Heripun senyum agak kecut. Tapi lama lama kayaknya sang pedagang itu faham..” Ooh. Mas Anies yang gubernur Jakarta itu ya?
” Hahaha iya mas !!
Sekarang Monggo Mas Anies, kembali pada panjenengan. Sedulur kampus sudah menyambut Anda dengan gegap gempita saatnya teriakan.” Anies presiden….Anies presiden!! juga dikumandangkan oleh para bakul pasar, petani, nelayan , sopir becak, satpam dan lain lainya karena prestasi panjenengan bukan semata citra.
Saya sih cuma bisa berdoa dan mendorong dari sof belakang saja (kayak pas tarawih malam itu) agar teriakan itu jadi kenyataan !! Aamiin hehe.
Karena saya dulu pernah GR ketika suatu saat ngemci wayang kulit diteriakin penonton “Presiden…presiden !! ” jebulnya setelah saya dengarkan secara seksama ternyata bukan presiden tapi;” pesinden pesinden !!” Walah
Wisma Matoa Solo, 8 April 2022