Scroll untuk baca artikel
Terkini

Jemaah Haji Indonesia Pulang ke Tanah Air Mulai Besok, Yang Sehat Tak Wajib Karantina

Redaksi
×

Jemaah Haji Indonesia Pulang ke Tanah Air Mulai Besok, Yang Sehat Tak Wajib Karantina

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Jemaah haji Indonesia akan segera pulang ke tanah air mulai besok, (15/7/2022) atau dua hari ke depan dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi sebanyak enam kloter pertama.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa tidak ada karantina terpusat bagi jemaah haji Indonesia yang pulang ke Tanah Air. Tetapi, ada pengawasan kesehatan secara mandiri di daerah masing-masing.

“Jadi tidak ada karantina, ini perlu diperjelas ya. Tidak ada karantina terpusat selama 21 hari kepada jemaah haji. Kami ulangi, tidak ada karantina kepada jemaah haji kita. Yang ada adalah pengawasan kesehatan secara mandiri di daerah masing-masing,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana dalam konferensi pers daring yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Kamis (14/7/2022).

Artinya, jelas dia, jemaah haji yang pulang ke Indonesia tetap bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa. Namun bagi jemaah haji yang sakit, Kemenkes meminta agar mereka segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Ini sebagai usaha kita untuk melakukan deteksi dini agar tidak terjadi penularan penyakit-penyakit menular di Tanah Air,” ucap Budi.

Hal itu mengacu pada Surat Edaran (SE) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nomor 22 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) serta mengacu juga pada SE Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/C/2782 Tahun 2022 tentang Pemeriksaan Pengawasan Jemaah Haji di Embarkasi dan Debarkasi.

“Pengawasan kesehatan di bandara di Indonesia dilakukan melalui pengecekan suhu dengan menggunakan thermal scanner dan juga thermal gun. Serta tanda dan gejala penyakit menular potensi wabah, termasuk COVID-19,” kata Budi.

Apabila didapati jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan test antigen. Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Jika hasilnya positif, akan dirujuk ke fasilitas isolasi terpusat untuk kasus tanpa gejala/gejala ringan. Sementara yang bergejala sedang/berat akan dirujuk ke RS Rujukan Covid-19” jelas dr. Budi.

Sementara bagi jemaah haji yang dinyatakan sehat saat kedatangan dan observasi di asrama haji debarkasi, dapat kembali ke rumahnya dengan tetap menjalani karantina mandiri dan memantau kondisi kesehatannya selama 21 hari ke depan.

“Jemaah akan dibagikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji/K3JH, dan dilakukan pengawasan oleh dinkes setempat” lanjut dr. Budi

Selain skrining kesehatan, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan posko kesehatan di bandara untuk pelayanan rawat jalan, emergency, dan rujukan. Selain itu juga menyediakan mobil ambulans dan tenaga medis sebagai antisipasi terhadap penyakit menular.

Kemenkes juga menyiapkan sistem surveilans kesehatan terhadap jemaah haji Indonesia yang tiba di tanah air besama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota.

dr. Budi meminta semua jemaah haji Indonesia tetap mematuhi pesan pesan promkes dalam menjaga kesehatan, mulai dari jangan tunggu haus, hingga tetap memakai Alat Pelindung Diri (APD) setiap menjalankan aktivitas di luar pondokan.

Selain itu jemaah haji diminta tetap mematuhi protokol kesehatan terutama pemakaian masker. “Agar jemaah tetap sehat selama di Arab Saudi maupun nanti sekembalinya ke tanah air” tutupnya.

Jadi, tidak semua jemaah haji yang pulang dari Mekkah wajib karantina. Hanya jemaah haji yang positif Covid-19 yang akan menjalani karantina untuk perawatan. [rif]