Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Jilbab, Kesalehan Sosial dan Islamophobia

:: Redaksi Barisan.co
1 Mei 2022
dalam Opini
Kesalehan Sosial dan Islamophobia

Ilustrasi: Unsplash/Rachid Oucharia

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

REKTOR Institut Teknologi Kalimantan, Budi Santoso, menghina perempuan di akun medsosnya. Dia juga menghina Islam. Menurutnya perempuan berjilbab merupakan perempuan gurun yang tidak mempunyai value (nilai-nilai) yang universal. Kenapa mahasiswi tidak mau bersalaman dengan dosennya?

Katanya. Dia juga mengekspresikan sangat beruntung melihat penerima beasiswa negara LPDP, yang dia ikut seleksi, tidak ada yang memakai jilbab. Budi, yang juga tercatat dalam kelompok Gerakan Anti Radikalisme (GAR)- ITB, sebuah kelompok bersemangat rasis dan Islamophobia, yang memfitnah Din Syamsuddin beberapa waktu lalu, saat ini menjadi perhatian publik.

Dalam tulisan saya terdahulu, “Cadar, Cingkrang dan Kebangkitan Peradaban Islam”, 2019, saya sudah membongkar bagaimana negara, khususnya pemerintahan Jokowi, terlibat dalam semangat Islamophobia.

Saat itu menteri agama dan juga menteri PAN mempersoalkan dan melarang pegawai mereka yang memakai cadar dan bercelana cingkrang. Hal ini membentuk opini terstruktur dalam lingkungan kekuasaan bahwa Islam atau Islam dalam simbolistik budaya tertentu perlu disingkirkan.

BACAJUGA

Jilbab dan SKB 3 Menteri

SKB 3 Menteri dan Pemakaian Jilbab

13 Februari 2021

Dalam tulisan itu saya menjelaskan bahwa jilbab (baca: hijab) adalah sebuah simbol perlindungan perempuan dalam Islam. Perempuan yang semakin banyak aktifitas mandiri di luar rumahnya maupun perempuan yang ditinggal suami/orang tua yang bekerja, mendapatkan simbol kesalehan yang memproteksi mereka dari interaksi sosial yang berpotensi melewati batas, misalnya ketika bertemu lelaki bukan muhrim ketika suami/orangtuanya tidak melihatnya. Konsep ini selain melindungi dan mendorong emansipasi perempuan Indonesia, tentu juga memberikan proteksi pada keluarga, sebagai institusi sosial yang paling penting dalam masyarakat.

Terpilihnya rektor ITK yang Islamophobia dan suasana, sekali lagi suasana, pemilihan rektor ITB yang Islamophobia dua tahun lalu (meski Prof Din Syamsuddin memberitahu saya Rektor ITB saat ini tidak Islamophobia), sebagai contoh, adalah keberhasilan kelompok2 anti Islam memanfaatkan struktur negara untuk kepentingannya. Persoalannya adalah apakah hal ini akan baik bagi perkembangan pendidikan di Universitas??

Kembali pada value universal yang dimaksud Budi Santoso tentang salaman, sekali lagi salaman itu adalah bagian interaksi sosial, yang tidak sepenuhnya universal.

Penghormatan antara dosen dan mahasiswi dalam sebuah interaksi memang perlu dilakukan. Tapi penghormatan dan kesopanan bukan berarti harus dengan salaman dan jabat tangan. Di Arab antar lelaki saling cium pipi jika bertemu. Di Eskimo saling beradu hidung.

Di Jepang mereka beradu lama menundukkan kepala. Di Indonesia dua telapak tangan disatukan dekat ke dada. Dan banyak cara lainnya. Di Belanda, antar lawan jenis, misalnya, selain bersalaman kita harus cium pipi sebanyak 3 kali. Itu saya lakukan bertahun-tahun dalam kehidupan keluarga jika di Belanda.

Di beberapa negara eropa lainnya cium pipi hanya dua kali saja. Kalau dengan kaum homoseks kita harus menepukkan beberapa kali kepunggung belakangnya tanda kita bukan gay.

Jadi klaim universal itu tidaklah mutlak. Substansinya yang teramat penting adalah saling respek atau jika dosen berhadapan dengan mahasiswa, bagi dosen pemaham ortodoks atau konservatif atau gila hormat, setidaknya mahasiswa memberi kan hormat dengan cara yang mahasiswa itu nyaman melakukannya.

Rezim Jokowi sudah berlangsung delapan tahun. Mahfud MD beberapa hari lalu telah mengangkat isu keterbelahan atau perpecahan di Indonesia yang begitu dalam. Ini adalah akibat semangat anti Islam atau Islamophobia yang dikembangkan rezim Jokowi. Selama delapan tahun ini saya melawan pemerintahan Jokowi dan sudah masuk penjara karena itu.

Namun, saat ini situasi semakin kompleks. Ketidakpuasan rakyat sudah meluas dengan spektrum ekonomi yang parah. Kompas melaporkan hasil surveinya beberapa hari lalu, bahwa 70% orang Indonesia kesulitan makan atau membeli kebutuhan pokok. Mungkin ledakan sosial akibat persoalan konflik identiti dan struktural ini akan terjadi habis lebaran.

Ketika uang habis dipake mudik. Ketika kerjaan tidak ada. Ketika biaya-biaya kebutuhan pokok, BBM dan pendidikan anak tidak terjangkau lagi. Semua akan menjadi pemicu.

Persoalannya adalah apakah rezim ini punya jalan keluar? Mungkin Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet bulan Juni? Tapi apakah itu sebuah jalan yang berarti?

Lieus Sungkarisma sudah mengeluarkan isu rekonsiliasi nasional pemerintah dan oposisi. Andi Arif, ketua Bappilu Partai Demokrat, sudah mendorong adanya dialog besar yang melibatkan juga tokoh tokoh oposisi. Namun, isu utama yang harus diselesaikan menurut saya adalah Islamophobia.

Seiring dengan Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan resolusi anti-Islamophia, Indonesia harus masuk pada arus besar itu. Apalagi Indonesia sesungguhnya 80an % beragama Islam. Kenapa kita justru membuat arus yang berlawanan?

(Catatan Akhir Ramadhan, 1443 H)

* Dr. Syahganda Nainggolan, alumni ITB

Editor: Lukni
Topik: IslamophobiaJilbabKesalehan Sosial
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Kasus Ruhut Sitompul
Opini

Kasus Ruhut, Waktu yang Tepat Rekonsiliasi

16 Mei 2022
Ganjar Little Jokowi
Opini

Ganjar Little Jokowi, Untung atau Buntung?

8 Mei 2022
politik kadal gurun
Opini

Kisah Kecebong, Kampret dan Kadal Gurun

6 Mei 2022
Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!
Opini

Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

5 Mei 2022
PRT Hari Buruh
Opini

Hari Buruh: Belum Adanya Perlindungan Bagi PRT

30 April 2022
Risiko Pejabat Berfoto
Opini

Risiko Pejabat Berfoto dengan ‘Koruptor’ dan ‘Kontraktor’ hingga ‘Provokator’

24 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Kemenag Tetapkan Hari Raya Idul Fitri

Kemenag Tetapkan Hari Raya Idul Fitri: Senin, 2 Mei 2022

Tingkat Pengangguran Terbuka Sekolah Menengah Kejuruan (persen), 2010-2021

Tingkat Pengangguran Terbuka Sekolah Menengah Kejuruan (persen), 2010-2021

TRANSLATE

TERBARU

ekspor beras DKI Jakarta

Peristiwa Bersejarah, DKI Jakarta Ekspor Perdana Beras ke Arab Saudi

20 Mei 2022
Kesusastraan jawa

Kesusastraan Jawa, Tinjauan Umum dan Jenisnya

20 Mei 2022
Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

20 Mei 2022
Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

20 Mei 2022
berharaplah kepada allah

Berharaplah Kepada Allah, Hati Jadi Tenang

20 Mei 2022
Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya

Ekspor Kembali Diizinkan Meski Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Bukti Ketidakbecusan Menteri Jokowi

20 Mei 2022
Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit

Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit

20 Mei 2022

SOROTAN

Kasus Ruhut Sitompul
Opini

Kasus Ruhut, Waktu yang Tepat Rekonsiliasi

:: Yayat R Cipasang
16 Mei 2022

Kasus Ruhut Sitompul

Selengkapnya
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

11 Mei 2022
Ganjar Little Jokowi

Ganjar Little Jokowi, Untung atau Buntung?

8 Mei 2022
politik kadal gurun

Kisah Kecebong, Kampret dan Kadal Gurun

6 Mei 2022
Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

5 Mei 2022
Kesalehan Sosial dan Islamophobia

Jilbab, Kesalehan Sosial dan Islamophobia

1 Mei 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang