Scroll untuk baca artikel
Terkini

Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak di Tepi Barat

Redaksi
×

Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak di Tepi Barat

Sebarkan artikel ini

Al Jazeera menuding tentara Israel bertanggung jawab atas kematian jurnalisnya, Shireen Abu Akleh. Dalam pernyataannya, Al Jazeera mendesak dunia internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas penargetan dan pembunahan yang disengaja tersebut.

BARISAN.CO – Berdasarkan data Committee to Protect Jornalist (CPJ), 20 jurnalis dibunuh di Israel dan wilayah pendudukan Palestina. Pada 19 Mei 2021, serangan fajar menggempur apartemen di Kota Gaza, seorang reporter dan pembawa berita, Yousef Abu Hussein untuk stasiun radio yang berafiliasi dengan Hamas, Voice of Al-Aqsa.

Menurut laporan berita dan pernyataan dari Sindikat Jurnalis Palestina serta organisasi kebebasan pers MADA, jurnalis itu tewas dalam ledakan bom yang diarahkan ke apartemen yang dia tinggali.

Dalam sebuah wawancara dengan TV Al-Araby, seorang kerabatnya berkata, “Orang Israel tahu dia adalah seorang jurnalis dan saya yakin mereka menargetkan jurnalis sehingga kami tidak memiliki media.”

Pernyataan Sindikat Jurnalis Palestina dan laporan Voice of Al-Aqsa juga menuduh Israel memang menargetkan jurnalis tersebut.

Hampir setahun berlalu, seorang jurnalis veteran Al Jazeera tewas pada Rabu (11/5/2022) setelah ditembak di bagian kepala. Al Jazeera menuding Israel sengaja membunuh salah satu jartawannya selama baku tembak antara pasukan keamanan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki.

Shireen Abu Akleh (51), seorang warga Palestina yang paling terkenal karena telah meliput konflik selama beberapa dekade. Saat itu, dia mengenakan helm dan pelindung tubuh yang ditandai dengan jelas sebagai pers. Jaringan televisi yang berbasis di Qatar menyebut, rekan-rekan Shireen yang berada di lokasi kejadian mengatakan, jurnalis veteran itu ditembak oleh pasukan Israel.

Kondisi kematiannya tidak jelas, namun Al Jazeera menyebut, video dari insiden itu menunjukkan bahwa Shireen ditembak di kepala.

Dalam pernyataannya, Al Jazeera mendesak dunia internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas penargetan dan pembunahan yang disengaja terhadap Shireen.

“Dalam pembunuhan terang-terangan, melanggar hukum dan norma internasional, pasukan pendudukan Israel membunuh dengan darah dingin koresponden Al Jazeera di Palestina,” isi pernyataan itu.

Kementerian kesehatan Palestina mengkonfirmasi kematian Shireen. Selain itu, Jurnalis Al Jazeera lainnya, Ali Samodi mengalami luka serius akibat ditembak dengn peluru tajam yang menembus punggungnya.

Kepada Agence France-Presse, Pasukan Pertananan Israel dengan tegas membantah bahwa mereka sengaja menargetkan jurnalis.

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas menganggap, militer Israel bertanggung jawab penuh atas kematiannya. Sedangkan, Wakil menteri luar negeri Qatar mengutuk pembunuhan oleh pendudukan Israel di Twitter dan menyerukan diakhirinya terorisme Israel yang disponsori negara.

Direktur pelaksana Al Jazeera, Giles Trendle merasa terkejut dan sedih dengan kabar kematian yang menimpa Shireen Abu Akleh.

“Kami memiliki sejarah di seluruh dunia, tetapi khusus di wilayah ini, dim mana kami mengalami tragedi,” kata Giles.

Dia menyerukan penyelidikan transparansi atas pembunuhan Shireen.

“Sebagai jurmalis, kami terus bekerja. Misi kami adalah untuk melanjutkan. Kami tidak akan bungkam, meski ada upaya untuk membungkam kami,” tambah Giles.

Dia menegaskan, itu dilakukan agar dunia tahu apa yang sedang terjadi.

“Dan itu lebih penting,” tuturnya.  [Luk]