Terobosan Lain
Di luar itu, masih banyak lagi tantangan yang harus dijawab oleh Universitas PTIQ Jakarta. Diantaranya penguatan tradisi intelektual dan akademik. Setelah menjadi Universitas, kegiatan-kegiatan intelektual seperti kajian, diskusi, seminar, penulisa jurnal, buku, dan sebagainya, baik yang dilakukan mahasiswa maupun dosen; secara inidividu maupun kelompok; internal kampus maupun lintas kampus, lokal maupun nasional dan internasional harus makin semarak dan bergairah. Bahkan akhirnya menjadi budaya dan tradisi kampus.
Selanjutnya, kualitas penelitian atau riset harus ditingkatkan, baik yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa atau kolaborasi dosen dengan mahasiswa. Pasalnya, indikator kualitas penelitian untuk mencapai akreditasi nasional dan apalagi internasional berisikan penilaian kualitas dari dalam negeri, produktivitas penelitian perguruan tinggi berdasarkan jumlah jurnal nasional dan internasional, kutipan yang digunakan oleh akademisi lain dalam penelitan, serta penghargaan yang sering diterima oleh kampus.
Langkah lainnya melakukan terobosan agar lulusan PTIQ tidak hanya mengabdi atau bekerja pada profesi tradisional. Seperti guru (ustaz), imam, muazdin atau khotib Jum’at dan sebagainya (menurut penelitian IKAPTIQ sebanyak 55,7 persen alumni PTIQ bekerja sebagai guru). Melainkan juga lebih banyak lagi berkiprah di jalur non tradisional. Seperti wirausaha, pekerja profesional, politisi, dan sebagainya. Ekpektasi tersebut hanya mungkin dapat diwujudkan manakala orientasi studi tidak hanya mengarahkan mahasiswa memiliki dan menguasai pengetahuan dan kompetensi di bidang ilmu pengetahuan agama, melainkan juga di bidang non agama, termsuk juga soft skill. [rif]



