Scroll untuk baca artikel
Terkini

Kelompok Yahudi Jerman Dilarang Mengenang Shireen Abu Akleh

Redaksi
×

Kelompok Yahudi Jerman Dilarang Mengenang Shireen Abu Akleh

Sebarkan artikel ini

Kelompok Yahudi pro-Palestina di Jerman Dilarang mengadakan pertemuan mengenang jurnalis Al Jazeera yang dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat.

BARISAN.CO – Polisi di Berlin berjaga-jaga untuk mencegah acara mengenang jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh yang dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat.

Mengutip Al Jazeera, acara itu, salah satu dari sejumlah agenda pertemuan yang dilarang oleh pihak berwenang di tengah meluasnya protes pro-Palestina di ibu kota Jerman itu.

Pertemuan untuk mengenang Shireen itu diorganisir oleh kelompok Yahudi pendukung hak-hak Palestina, Judische Stimme. Kelompok Yahudi pro-Palestina ini juga pernah membuat surat terbuka: Supporting human Rights is not Antisemitic.

Namun, polisi Jerman beralasan, acara yang direncanakan berlangsung pada Jumat (13/5/2022) malam itu bertepatan dengan Hari Nakba.

Hari Nakba diperingati oleh warga Palestina setiap tanggal 15 Mei, yang menyebabkan pengusiran 700.000 warga Palestina dan pendudukan terus berlanjut setelah Israel berdiri.

Polisi berargumen, protes akan berisiko langsung terhadap penghinaan anti-Semit, intimidasi, dan kekerasan. Bulan lalu, media Jerman melaporkan, orang Yahudi di sana mengalami penghinaan anti-Semit saat protes pro-Palestina di Berlin.

Ketua Judische Sime, Wieland Hoban menyebut, insiden saat itu hanya dalih.

“Senat Berlin ingin mencegah sebanyak mungkin solidaritas terhadap Palestina. Mereka menggunakan remaja yang mengatakan hal-hal tentang anti-Semit dan menggunakannnya untuk mediskreditkan ribuan orang yang ingin berdemonstrasi secara damai,” kata Wieland.

Komposer musik yang tinggal di Frankfurt itu menambahkan, penjagaan protes pro-Palestina adalah bagian dari kecenderungan yang lebih luas dari Jerman untuk menunjukkan dukungan yang tidak bersyarat terhadap Israel.

“Pembunuhan jurnalis Palestina adalah upaya membunuh informasi, membunuh kebenaran, yang persis seperti yang dilakukan polisi Berlin dengan menekan demonstrasi,” ujar Wieland.

Kelompok Judische Stimme fur gerechten Frieden di Nahost (Suara Yahudi untuk perdamaian yang adil di Timur Tengah ini dibentuk pada tahun 2003 di Berlin. Kemudian, baru diakui menjadi asosiasi di tahun 2007.

Bagi kelompok Yahudi ini, pemerintah Jerman seharusnya bisa menggunakan bobot ekonomi dan politiknya demi memastikan keadilan perdamaian di Timur Tengah. Tujuannya tentu untuk kebaikan semua umat manusia yang tinggal di Timur Tengah itu.

Di tahun 2008, mantan kanselir Jerman, Angela Merkel berbicara di depan parlemen Israel sebagi peringatan 60 tahun berdirinya negara Israel.

“Setiap pemerintahan dan setiap kanselir Jerman sebelum saya terikat pada tanggung jawab sejarah khusus untuk keamanan Israel. Tanggung jawab bersejarah itu bagian dari mengapa negara saya ada. Itu berarti bagi saya, sebagai kanselir Jerman, keamanan Israel tidak dapat diganggu gugat,” tegas Merkel.