Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Kematian Shireen Abu Akleh, Tamparan Keras Bagi Jurnalis Hari Ini

:: Anatasia Wahyudi
13 Mei 2022
dalam Tokoh & Peristiwa
Kematian Shireen Abu Akleh, Tamparan Keras Bagi Jurnalis Hari Ini

(Sumber foto: reqnews.com)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

“Mungkin tidak mudah untuk mengubah kenyataan, tapi setidaknya saya bisa mengomunikasikan suara mereka kepada dunia,”

Shireen Abu Akleh (Jurnalis Al Jazeera)

BARISAN.CO – Koresponden perang bertugas untuk terus memberikan informasi kepada publik tentang isu seputar perang dan bagaimana hal itu memengaruhi orang-orang. Mereka sering kali bepergian ke luar negeri untuk mengamati, menyelidiki, dan berbicara dengan orang-orang yang berada di wilayah perang.

Koresponden perang modern pertama adalah William Howard Russell. Sebagai reporter muda di The Times, dia melaporkan konflik militer singkat anatra pasukan Prusia dan Denmark di Denmark pada tahun 1850.

Sejujurnya, William membenci istilah koresponden perang, namun berkat kepiawaiannya dalam meliput seputar konflik, justru membuatnya terkenal di dunia internasional. Pendiri keperawatan modern, Florence Nightingae pun memujinya atas laporannya di Krimea.

Kisah pada era itu hampir sama panjangnya dengan buku awal tentang perang. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu dari ditulis hingga diterbitkan. Butuh ketelitian dan reportase mendalam dalam membuatnya.

BACAJUGA

Kelompok Yahudi Jerman Dilarang Mengenang Shireen Abu Akleh

Kelompok Yahudi Jerman Dilarang Mengenang Shireen Abu Akleh

14 Mei 2022
Ribuan Warga Palestina Memberi Penghormatan Terakhir kepada Shireen Abu Akleh

Ribuan Warga Palestina Memberi Penghormatan Terakhir kepada Shireen Abu Akleh

13 Mei 2022

Reputasinya yang baik untuk mendapatkan informasi membuat beberapa kalangan memasukan namanya ke dalam daftar hitam. Termasuk juga, komandan Inggris, Lord Raglan yang menyarankan perwiranya untuk menolak berbicara dengan reporter.

Pekerjaan ini membuat stres sacara emosional dan fisik. Begitu juga saat meliput, terluka, diculik, bahkan dibunuh menjadi risiko yang harus dihadapi. Ini juga yang terjadi pada Shireen Abu Akleh.

Berita kematiannya bergema. Namanya menjadi trending topik di Twitter dalam bahasa Arab pada hari Rabu lalu yang memicu media sosial dengan dukungan terhadap Palestina.

Pada Jumat pagi waktu setempat, Shireen dimakamkan di Yerusalem Timur. Ribuan warga Palestina turun ke jalan mengawal dan memberikan penghormatan terakhir bagi jurnalis yang dikenal sebagai sosok berani nan tangguh itu.

Shireen telah bergabung dengan Al Jazeera sejak tahun 1997. Liputannya tentang realitas kekerasan yang berlangsung di pendudukan Israel terkait erat dengan pengalamannya sebagai jurnalis garis depan di Palestina.

Kabar kematian Shireen seperti menampar wajah jurnalis. Meski, dianggap sebagai salah satu profesi yang paling tidak dipercaya, Shireen menjadi icon bahwa dia begitu amat dicintai.

Tahun lalu, Al Jazeera merilis video Shireen. Di situ dia mengingat skala kehancuran dan perasaan kematian yang terkadang sudah dekat selama liputannya tentang intifada kedua, dari tahun 2000 hingga 2005.

“Meski berbahaya, kami bertekad untuk melakukan pekerjaan itu,” kata Shireen dalam video tersebut.

Shireen menyebut, dia memilih jurnalistik agar bisa dekat dengan masyarakat.

“Mungkin tidak mudah untuk mengubah kenyataan, tapi setidaknya saya bisa mengomunikasikan suara mereka kepada dunia,” ungkap Shireen.

Meski, tahu pekerjaannya amat berisiko. Shireen menjalankannya dengan berani. Itu tugas jurnalis sebenarnya. Akan tetapi, wajah jurnalis hari ini tampak samar.

Bahkan, mereka ada yang hanya bertugas membuat berita bagus. Padahal, prinsipnya, “Bad News is Good News“. Artinya, kabar buruk adalah berita baik sedangkan kabar baik bukan berita, dan tidak ada berita artinya itu buruk.

Itu mengindikasikan, jurnalis perlu memberitakan kabar buruk dari berbagai instansi agar pimpinanannya mengambil tindakan dan segera mengatasi masalah tersebut. Itu seharusnya cara membuat berita yang bagus. Namun, apa yang terjadi. Segelintir jurnalis justru lebih sering menuliskan hal-hal yang baik setelah menerima beberapa lembar uang di dalam amplop.

Prinsip itu perlahan hilang. Saya sendiri enggan menjadi jurnalis karena menyadari betapa berbahayanya profesi itu. Bahkan, saat masih kuliah, saya menanamkan dalam kepala, “Saya masih muda, tak ingin mati muda”. Itulah, alasan di balik keengganan saya mengambil konsentrasi jurnalistik pada saat itu.

Dengan melihat beberapa orang bergeliat mencari amplop kesana-kemari. Saya semakin ragu, “Apakah ini wajah jurnalis sebenarnya?”

Sialnya, banyak orang mengira, jurnalis sama, ya sama-sama buruk maksudnya. Mereka ditafsirkan tidak lagi beretika, berprinsip, dan bermoral.

Padahal, banyak Shireen lain yang berjibaku menjalankan tugas di tengah perang. Termasuk jurnalis investigasi tentang kasus korupsi dan Papua yang mereka tahu, hidupnya amat terancam.

Akhirnya, ini menjadi keruwetan antar jurnalis. Benang merah pun tidak dapat ditarik. Sebab, segelintir orang bisa membuat rusak seluruh institusi. [rif]

Topik: Jurnalis Al JazeeraJurnalis TerbunuhMedia Al JazeeraShireen Abu Akleh
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers Periode 2022-2025, Ini Profil Azyumardi Azra
Tokoh & Peristiwa

Terpilih Jadi Ketua Dewan Pers Periode 2022-2025, Ini Profil Azyumardi Azra

18 Mei 2022
Oluyemi Adetiba-Orija: Pengacara Paling Baik Hati di Dunia
Sosok

Oluyemi Adetiba-Orija: Pengacara Paling Baik Hati di Dunia

12 Mei 2022
Investasi Menjadi Kunci Sukses dari Petugas Kebersihan, Ronald Read
Sosok

Investasi Menjadi Kunci Sukses dari Petugas Kebersihan, Ronald Read

4 Mei 2022
Alasan Ditetapkannya Hari Kartini dan Perbedaanya dengan Hari Ibu
Tokoh & Peristiwa

Alasan Ditetapkannya Hari Kartini dan Perbedaanya dengan Hari Ibu

21 April 2022
Dr. Suryadi Nomi: Barisan Nusantara Harus Mencari Talenta dan Potensi Pemimpin Masa Depan
Tokoh & Peristiwa

Dr. Suryadi Nomi: Barisan Nusantara Harus Mencari Talenta dan Potensi Pemimpin Masa Depan

18 April 2022
Ketua Turun Tangan: Mahasiswa Itu Penyuara Hati Nurani Rakyat
Tokoh & Peristiwa

Ketua Turun Tangan: Mahasiswa Itu Penyuara Hati Nurani Rakyat

16 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Lomba KaTa Kreatif Kemenparekraf RI

Mahasiswa Universitas Paramadina Borong Juara Lomba KaTa Kreatif Kemenparekraf RI

mengapa anak berbohong

Mengapa anak berbohong? Hal yang Perlu Orangtua Lakukan

TRANSLATE

TERBARU

Kolaborasi dan Ekosistem, Penopang Model Bisnis Bank Digital

Kolaborasi dan Ekosistem, Penopang Model Bisnis Bank Digital

20 Mei 2022
ekspor beras DKI Jakarta

Peristiwa Bersejarah, DKI Jakarta Ekspor Perdana Beras ke Arab Saudi

20 Mei 2022
Kesusastraan jawa

Kesusastraan Jawa, Tinjauan Umum dan Jenisnya

20 Mei 2022
Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

20 Mei 2022
Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

20 Mei 2022
berharaplah kepada allah

Berharaplah Kepada Allah, Hati Jadi Tenang

20 Mei 2022
Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya

Ekspor Kembali Diizinkan Meski Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Bukti Ketidakbecusan Menteri Jokowi

20 Mei 2022

SOROTAN

Kasus Ruhut Sitompul
Opini

Kasus Ruhut, Waktu yang Tepat Rekonsiliasi

:: Yayat R Cipasang
16 Mei 2022

Kasus Ruhut Sitompul

Selengkapnya
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

11 Mei 2022
Ganjar Little Jokowi

Ganjar Little Jokowi, Untung atau Buntung?

8 Mei 2022
politik kadal gurun

Kisah Kecebong, Kampret dan Kadal Gurun

6 Mei 2022
Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

5 Mei 2022
Kesalehan Sosial dan Islamophobia

Jilbab, Kesalehan Sosial dan Islamophobia

1 Mei 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang