Bahkan para penggemarnya dibuat kebingungan.
“Saya penggemar Dylan, tapi ini adalah penghargaan nostalgia yang direbut dari prostat tengik dari hippies pikun dan cerewet”, kata novelis Skotlandia, Irvine Welsh.
Faktanya, hanya satu tahun sebelumnya, keputusan Academy untuk memberikan penghargaan sastra yang luar biasa terhadap Bob Dylan ini sudah menuai kritik. Banyak yang berpendapat, musisi dan penulis lagu Amerika tidak pantas mendapatkan penghargaan. Penghargaan biasanya hanya diberikan kepada novelis, dramawan, dan penulis non-fiksi.
Pengakuan enggan Dylan atas penghargaan tersebut dan keputusannya untuk tidak hadir pada upacara penghargaan resmi pada bulan Desember hanya menambah bahan bakar ke dalam api.
Namun Dylan hanyalah contoh terbaru dari kontroversi seputar seri penghargaan Hadiah Nobel untuk Sastra.
2010: “Raja kontroversi” Mario Vargas Llosa
Ketika Anda mendengar nama Vargas Llosa, mungkin lebih membayangkan tentang opini politiknya daripada bukunya. Penulis Peru, yang dijuluki “raja kontroversi”, tentu saja salah satu novelis dan penulis esai paling penting di Amerika Latin, dan salah satu yang terbesar.
Tapi, dia juga seorang penulis yang meninggalkan komitmen awalnya terhadap sosialisme untuk politik sayap kanan, dan mencalonkan diri sebagai presiden Peru pada tahun 1990. Bagi banyak orang, kemenangannya adalah pilihan kontroversial oleh Akademi Swedia
1902-1906: Menolak Leo Tolstoy
Sebagai salah satu penulis terbaik yang pernah hidup dan salah satu master sastra Rusia, Leo Tolstoy tentu saja bekerja keras untuk diakui sebagai penulis. Dia menulis beberapa karya terpanjang dan beberapa diantaranya terbaik.
Meski, dia dinominasikan setiap tahun antara tahun 1902 dan 1906 untuk hadiah dalam Sastra. Namun, tidak pernah sekalipun menerima penghargaan tersebut. Banyak yang percaya ini karena hubungan yang tegang antara Swedia dan Rusia. Tetapi, 42 penulis Swedia berusaha keras untuk menulis surat kepada Tolstoy. Mereka mengatakan kepadanya tidak senang dengan penghinaan itu.
Yang pasti Tolstoy meninggal pada tahun 1910 tanpa pernah menerima pengakuan yang sangat bergengsi ini.
Tahun ini nama-nama yang diajukan untuk hadiah Nobel hampir tidak kontroversial. Di antara favorit yang diharapkan menang adalah penulis Jepang tercinta Haruki Murakami, Chimamanda Ngozie Adichie (Nigeria), dan Salman Rushdie (India-Amerika), yang baru-baru ini menjadi korban serangan pisau brutal di tangan seseorang yang dilaporkan hanya membaca dua halaman novelnya “The Satanic Verses”. Namun, yang meraih Nobel Sastra tahun ini adalah Annie Ernaux asal Prancis.