Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Keteladanan Nabi Sulaiman As, Sosok Raja yang Bijaksana

Redaksi
×

Keteladanan Nabi Sulaiman As, Sosok Raja yang Bijaksana

Sebarkan artikel ini

1) Rasa malu pada Allah Swt

Nabi Sulaiman melihat karunia Allah terlalu besar, tetapi ibadahnya ia merasa masih kurang, beliau malu memandang ke langit karena malu kepada Allah SWT.

2) Mau berdialog dengan rakyat kecil

Nabi Sulaiman As. senang berkomunikasi dengan rakyatnya, walaupun rakyatnya (hanya) beberapa ekor semut. Ketika pasukan jin, manusia dan burung-burung sampai di lembah semut berkatalah seekor semut bernama Jarsan, ia berkata: Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.

3) Nabi sulaiman senang bekerja sebagai wujud syukur

Nabi Sulaiman termasuk  sebagian nabi yang paling pandai bersyukur seperti diungkap dalam al Qur’an. Suatu ketika beliau bertanya pada Allah: Ya Allah tunjukkan padaku seseorang yang bisa membuatku pandai bersyukur?, lalu Allah memerintahnya melihat dua orang yang bekerja keras. Yang seorang bekerja keras bertujuan sekedar untuk mengganjal perut dari kelaparan. Sedangkan yang satu lagi ia bekerja bertujuan untuk bersyukur dan tidak termasuk orang yang dikatakan penganggur. Lalu Nabi Sulaiman berdoa pada Allah supaya diajari pekerjaan yang membuatnya bersyukur, lalu Allah mengajarinya ilmu menyepuh besi dengan emas. Sehingga beliaulah manusia pertama yang menyepuh besi dengan emas.

4) Juga kehebatan kekhusyu’an shalat

Sampai-sampai beliau meninggal dalam posisi sedang berdiri shalat. Sudahkah shalat kalian khusyu’? Allah berfirman dalam QS. As Saba’ (34): 14:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

Artinya: “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan (jadi pelayan yang bekerja keras untuk Nabi Sulaiman). (QS. As Saba: 14)

Beberapa tafsir menyebutkan bahwa meninggalnya nabi Sulaiman adalah ketika beliau sedang berdiri melaksanakan shalat. Dalam keadaan berdiri, ruhnya diambil oleh Allah Swt., dan beliau sedang berdiri memegang sambil bersandar pada tongkatnya, ia berdiri dalam posisi meninggal selama satu tahun, dan pasukannya yang juga terdiri dari jin-jin dan setan tidaklah mengetahui kalau nabi Sulaiman telah meninggal bahkan sudah selama satu rahun. Sehingga tongkat yang dipakai bersandar itu rapuh dimakan rayap, saat itulah Nabi Sulaiman tersungkur jatuh, dan saat itulah para jin sadar bahwa nabi Sulaiman As. telah meninggal.