Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab yang bernama Ashif bin Barkiya: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.
Maka tatkala Sulaiman melihati singgasana tersebut terletak di hariapannya, ia pun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
Dia berkata: “Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihati apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenali(nya)”.
Dan ketika Ratu Bilqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?”. Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.
Inilah keteladanan Nabi Sulaiman yang patut dicontoh dan diteladani kaum milenial ataupun generasi muda. Bahkan tidak hanya untuk generasi milenial, akan tetapi umat Islam harus benar-benar memperbaiki diri agar memiliki sifat seperti Nabi Sulaiman As.