Di dalam kitab suci Al-Qur’an banyak menjelaskan tentang makna atau arti hidup yang bermakna. Bahwasanya setiap manusia melakukan aktivitas, begitu juga dengan setiap makhluk di muka bumi memberikan pelajaran penting.
Oleh karena itu hendaknya umat Islam kembali kepada Al-Qur’an karena memberikan cakrawala untuk kehidupan manusia, sebab di dalamnya terkandung misteri dalam pemikiran manusia.
Sebab manusia adalah makhluk yang berpikir, maka hendaknya setiap penciptaan langit dan bumi serta bergantinya waktu siang dan malam ada tanda-tanda bagi orang yang berpikir.
KH Ali Yafie menjawab pertanyaan yang kehidupan ini atau apa tujuan hidup?. Al-Qur’an menjawab persoalan tersebut sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Ali Imran ayat 14:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali-Imran [3]: 14)
Melalui ayat tersebut agar manusia memikirkan tujuan hidup, tentu saja agar hidup lebih bermakna. Bahwasanya manusia tertarik dengan kehidupan yang menyenangkan dan manusia begitu cinta dengan apa yang diinginkan.
Sehingga kecenderungan manusia senantiasa berkeinginan untuk menumpuk harta, mencintai benda-benda dunia. Oleh karena itu untuk mendapatkan hidup yang lebih bermakna hendaknya untuk mencari tempat yang terbaik yakni surga.
Sebab menurut KH Ali Yafie sebagian besar manusia memahaminya bahwa hakikat kehidupan itu adalah kesenangan dan kesenangan itulah yang menjadi tujuan hidupnya.
