Satu tahun perjalanan Zonasi.id bukan hanya tentang bertahan, tetapi tentang menanam nilai di tanah jurnalisme yang sering gersang.
BARISAN.CO – Malam itu, Kamis (30/10/2025), Joglo Pondok Pesantren Al-Itqon di Bugen, Kota Semarang, dipenuhi kehangatan dan suasana khidmat.
Ratusan tamu undangan dari berbagai kalangan hadir merayakan satu tahun perjalanan media daring Zonasi.id, yang dikenal karena konsistensinya menyajikan berita berimbang, inspiratif, dan bernilai etika.
Perayaan bertajuk “Zonasi.id Anniversary 1.0: Zonasi Berkarya, Untuk Indonesia” itu bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi mendalam atas kiprah media ini dalam menegakkan jurnalisme yang sehat di tengah banjir informasi digital.
Acara dimulai dengan pembacaan tahlil, manakib Syekh Abdul Qodir Jailani, dan mahalul qiyam oleh santri Al-Itqon, menciptakan nuansa religius yang menjadi napas utama Zonasi.id.
Suara doa dan salawat menggema dalam kesederhanaan joglo, menghadirkan ketenangan spiritual sebelum acara berlanjut dengan peluncuran simbolis produk Rokok Solusi, simbol sinergi antara ekonomi kreatif dan nilai sosial.
Dalam sambutannya, KH Ubaidullah Shodaqoh, Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah sekaligus pengasuh Ponpes Al-Itqon, memuji langkah Zonasi.id sebagai bentuk keberanian di tengah derasnya arus media sosial yang tanpa filter.
“Di tengah maraknya medsos yang tidak terkendali, mendirikan dan mengelola media resmi itu tergolong nekat dan sedikit tidak waras,” ujarnya disambut tawa hadirin. “
Namun inilah bentuk perjuangan lillahi ta’ala berita yang bisa dipertanggungjawabkan adalah bentuk ibadah.”
Ia menegaskan, media massa seperti Zonasi.id harus menjadi pilar demokrasi yang menjaga moral dan kebenaran.
“Kebenaran berita bukan hanya fakta, tapi juga tanggung jawab moral kepada publik,” tambahnya.
Sementara itu, Beno Siang Pamungkas, Pemimpin Redaksi Zonasi.id, menuturkan bahwa lahirnya media ini merupakan bentuk idealisme anak muda di tengah gelombang disrupsi.
“Kami berdiri di masa sulit. Saat media besar tumbang karena perubahan zaman, kami memilih bertahan dengan semangat jurnalisme independen,” ujar Beno.
Ia menjelaskan bahwa Zonasi.id dibangun dengan fondasi kepercayaan, bukan sekadar mengejar klik dan sensasi.
“Kami ingin menyuarakan mereka yang sering terabaikan, membangun relasi emosional dan intelektual dengan pembaca,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Beno membacakan puisi berjudul “Kota Kabut”, menggambarkan perjalanan jurnalisme yang harus menembus kabut kepalsuan digital. Tepuk tangan panjang pun menggema, menandai apresiasi mendalam para tamu.
Penampilan lain datang dari Ardiyansyah Harjunantio, redaktur Zonasi.id dan pimpinan Sindikat Media, yang berbicara tentang pentingnya media daring sebagai watchdog kekuasaan.









