“Setiap berita kami lalui proses verifikasi fakta dan penyuntingan sesuai kode etik jurnalistik,” ungkapnya. “Kami tidak menulis untuk viral, tapi untuk mendidik dan mencerahkan.”
Menurut Ardiyansyah, tantangan terbesar media saat ini bukan sekadar kecepatan, melainkan menjaga kepercayaan publik di tengah maraknya hoaks dan ujaran kebencian.
“Selama kita berpegang pada etika, media akan tetap menjadi pelita di tengah gelapnya informasi digital,” tegasnya.
Acara kemudian disemarakkan dengan pembacaan puisi oleh Syarief Rahmadi, Any Faiqoh, dan tentu Beno Siang Pamungkas, diiringi alunan musik akustik dari Kaukab yang menghadirkan suasana intim dan reflektif.
Sorot lampu yang temaram, aroma kopi yang menyeruak, dan tepuk tangan para hadirin menjadikan malam itu terasa hangat dan penuh makna.
Sebagai penutup, Lukni Maulana, Pimpinan Umum Zonasi.id sekaligus pegiat literasi Suluh Ar-Rosyid, menyampaikan rasa syukur atas satu tahun perjalanan media tersebut.
“Zonasi.id lahir dari semangat santri, tumbuh dari idealisme, dan bergerak untuk pencerahan. Kami bukan sekadar media, tapi ruang berbagi nilai dan kebermaknaan,” katanya. []
