BARISAN.CO – Bagi banyak orang, menulis bukanlah hal mudah. Bahkan, tak sedikit yang sudah menyerah dari awal untuk memulai menulis. Tapi, tahukah, bahkan seorang penulis pun pernah mengalami kondisi kesulitan menulis (writer’s block).
Apalagi, kita yang jarang menulis maka lazim apabila merasa kesulitan menulis. Tentu, ada beragam faktor penyebab yang membuat seseorang mengalami kesulitan menulis. Namun, hal penting untuk diketahui, menulis itu butuh latihan lho. Penulis buku, Haidar Bagir pun mengakui, “mustahil dapat menulis langsung sekali jadi”, dikutip dari buku berjudul “Free Writing”.
So, artinya menulis adalah kegiatan yang dapat dikerjakan oleh siapapun, asalkan ia mau belajar dan berlatih. Nah, kini kalau sudah terkumpul niat untuk menulis, maka mulailah dengan menggali ide.
Dengan ide, tulisan akan lahir. Karena itu, seorang penulis mula-mula harus memiliki main idea atau gagasan utama. Ambil contoh untuk gagasan utama adalah pemulihan UMKM pasca pandemi. Setelah gagasan utama muncul, kemudian timbul gambaran tulisan dalam pikiran atau biasa disebut “picture in our head”.
Sederhananya begitu, tapi kenyataannya tidak semudah itu. Pepih Nugraha, jurnalis dan pendiri Kompasiana mempunyai tips untuk memudahkan menggali ide tulisan. Ia menyebut tipsnya dengan “8P” yang merupakan kepanjangan dari People, Profession, Product, Passion, Perception, Performance, Problem, Phenomenon.
Berfokus Pada “P” Pertama
Tips 8P ini antar unsur yanng satu dengan yang lain saling terkait, khususnya dengan selalu berfokus pada “P” yang pertama, yakni people (orang). Seperti jargon dalam jurnalistik, “man makes news”, yang artinya oranglah yang membuat berita.
Maka dari itu, tulisan selalunya tak lepas dari seseorang ingin mengetahui orang lain, sehingga tujuh “P” yang lain akan bertaut pada ‘orang’ itu. Lalu, apabila 8P ini dirumuskan akan menjadi seperti berikut:
- Apa profesi orang tersebut?
- Apa karya-karya yang sudah dihasilkan oleh orang tersebut?
- Apa minat khusus orang tersebut?
- Apa pandangan/opini orang tersebut?
- Apa prestasi orang tersebut?
- Apa masalah yang dihadapi orang tersebut?
- Apa keunikan orang tersebut?
Kita coba kembali ke contoh gagasan utama tadi, “pemulihan UMKM pasca pandemi”. Sekarang kita mulai dengan pertanyaan, “apa sudut pandang yang akan dipilih untuk menulis gagasan utama tersebut?”.
Menulis soal UMKM maka kita akan menuliskan fakta yang disajikan dengan data-data pendukung yang menunjukkan pemulihan UMKM. Data-data tersebut dapat berupa pertumbuhan jumlah pelaku UMKM, penambahan omset UMKM setelah PPKM dicabut, penyaluran bantuan modal pemerintah ke sektor UMKM, dan seterusnya.
Ada satu hal menarik, tulisan akan lebih menyentuh perasaan (emotional) pembaca ketika diambil dari sudut pandang orang dengan masalah yang dihadapi. Misalnya saja, pelaku UMKM terpaksa merumahkan karyawannya untuk menekan biaya operasional supaya mampu bertahan melewati pandemi. Dengan sudut pandang ini, manusialah yang punya cerita.
Itu baru dari sudut pandang orang dengan masalahnya. Masih ada sisi lain yang bisa dikulik, misal dari orang dengan prestasinya atau orang dengan keunikannya. Lagi-lagi, gagasan utama yang kita punya masih dapat dijabarkan lebih luas dengan rumus 8P.
Nah, sekarang sudahkah tertarik untuk mulai menulis? Ayo, kita coba! [rif]