BARISAN.CO – Raja George VI adalah ayah Ratu Elizabeth II yang barusan meninggal dunia, Kamis (8/9/2022) dalam usia 96 tahun. Ayah Ratu Elizabeth II ternyata memiliki kelainan saat berpidato yakni ia gagap sehingga memerlukan pelatihan khusus pidato.
Raja George VI dengan nama asli Albert Frederick Arthur George, dilahirkan pada 14 Desember 1895 dan meninggal pada usia 57 pada tanggal 6 Februari 1952.
Selain menjadi raja kerajaan Inggris, dikenal juga sebagai raja Britania Raya dan Irlandia Raya dari tahun 1936 sampai 1952. Bahkan ia juga menjadi maha raja India pada tahun 1936 hingga 1947, sebab era itu Inggris menjadi simbol kejayaan Perang Dunia II melawan Jerman.
George VI menjalani usia remajanya dengan pendidikan militer, terutama angkatan laut dan ia juga masuk ke pendidikan angkatan udara selama Perang Dunia I. Pada tahun 1923 George VI menikah dengan Lady Elizabeth Bowes-Lyon, dikarunia dua nak yakni Elizabeth yang kemudian menggantikan dirinya menjadi Ratu Elizabeth II. Sedangkan anak keduanya bernama Margaret.
Kisah menarik George VI menjadi raja terjadi sangat unik menggantikan kakaknya yakni Raja Edward VII. Raja Edward VIII rela turun tahta karena menikahi sosialita dari Amerika Serikay yakni Wallis Simpson seorang janda.
Sedangkan Raja Edward VII menjadi suami ketiga. Wallis Simpson sebelumnya memiliki suami perwira angkatan laut Amerika Serikay yakn Win Spencer.
Ketika Raja Edward VII ingin menikahi Wallis Simpson yang memiliki dua mantan suami yang masih hidup. Sehingga terjadi polemik di tubuh kerajaan Inggris. Polemik tersebut dipicu kekhawatiran terjadinya krisis Konstitusional di Britania Raya dan Dominion, yang pada akhirnya Raja Edward VII rela turun tahta pada bulan Desember 1936.
Raja George VI Menjalani Terapi
Pertengahan tahun 1920-an George VI mengalami kondisi tidak baik atau cakap dalam berbicara yakni ia gagap dalam berbicara. Sehingga ia menjalani terapi bicara, terutama untuk mengatasi kegagapannya dalam berpidato.
Biasanya tokoh terkenal, terlebih pemimpin kerajaan atau presiden memiliki kemampuan berbicara yang baik. Namun hal ini tidak berlaku bagi Raja George VI yang mengalami gagap dalam berbicara, meski demikian ia tetap berusaha dengan melakukan terapi.
Gagapnya Raja George VI dialami sejak lahir atau sudah menjadi bawaan, terlebih sosoknya yang pemalu dan tidak suak berbicara di depan umum.
Ada beragam versi, kegagapan yang dialami George VI ini bawaan dari lahir atau ada penyabab lain. Sebagian berpandangan bahwa Geroge VI mendapatkan perlakuan verbal yang tidak baik dari Raja Geroge V sejak kecil.
Usahanya menghilangkan kegagapan dengan mejalani terapi, diawali ketia ia mulai berkerja dengan terapis wicara Lionel Logue sebelum ia menjadi raja.
Raja Geroge VI diajarkan untuk tampil percaya diri oleh Lionel Logue, sebab hal ini yang paling utama sebelu. Selanjtunya, Lionel Logue mengajarinya teknik pernapasan, ia juga meminta Geroge VI untuk membuka diri tentang persoalan psikologisnya.
Selain itu teknik terapi bicara Lionel Logue yakni dengan memberikan anjuran untuk berkumur dengan air hangat. Selanjutnya berlatih melafalkan vokal dengan suara keras, merengkan setiap suara hingga 15 detik.
Lionel Logue juga menyuruh setiap pasiennya berlatih twister lidah, dan bahkan antar pasien untuk menduduk perut hal ini dikalukan untuk memperkuat diafragma, meski teknik ini tidak lazim digunakan untuk standart saat ini.
Lalu Geroge VI menjadi Raja, Lionel Logue dipanggil secara khusus ke Istana Buckingham untuk melatih pidato selama bertahun-tahun.