Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Kolaborasi dan Ekosistem, Penopang Model Bisnis Bank Digital

Redaksi
×

Kolaborasi dan Ekosistem, Penopang Model Bisnis Bank Digital

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Kehadiran sejumlah bank digital hasil transformasi bank kecil telah menjelma sebagai pemain serius dalam perbankan. Sebut saja, PT Allo Bank Tbk. Aksi korporasinya yang pertama sejak diakuisisi oleh Chairul Tanjung (CT), pengusaha nasional langsung menjaring sejumlah nama-nama besar.

Tak tanggung-tanggung, nama seperti Sariaatmadja (EMTK), Salim, Traveloka, Grab, Bukalapak, dan CARRO terkumpul di dalam sebuah ekosistem.

Manuver Allo Bank itu bukan hanya berhasil membentuk ekosistem raksasa, tapi juga membuktikan bahwa bank kecil dapat tumbuh akseleratif asalkan bertransformasi menjadi bank digital.

Tak terbayangkan memang, dulu bank-bank harus mempunyai jaringan cabang dan ATM yang seluas-luasnya bahkan hingga pelosok negeri untuk dapat tumbuh cepat. Namun, sekarang bank-bank digital, tanpa perlu memiliki itu semua justru tumbuh lebih cepat.

Kolaborasi dan Teknologi

Ekosistem digital tercipta berkat kemutakhiran teknologi, dan adopsi teknologi itulah yang menjadi kelebihan bank digital. Namun, di balik itu, ada dua hal yang menjadi kunci terbangunnya ekosistem raksasa.

Pertama, kesadaran berbagi kue. Dan yang kedua, kolaborasi saling membutuhkan. Dua hal itu bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Mau tak mau, setiap pihak harus bersedia menanggalkan egonya, dan harus disertai juga keinginan kuat untuk tumbuh bersama.

Mengintip bank digital yang ada di Tiongkok dan Korea Selatan, mereka berfokus pada kolaborasi ekosistem, sehingga bisnis bank dapat tumbuh akseleratif dan keterjangkauan pasar menjadi jauh lebih luas.

Kembali, dengan adopsi teknologi dan kesadaran berbagi kue serta kolaborasi, setiap platform dapat terhubung antar satu sama lain, tanpa perlu bersusah payah membangun platform baru. Dan, bank digital dapat memberikan kemudahan layanan pembayaran di dalam ekosistem itu.

Mengambil contoh dari PT Bank Jago Tbk. Kebutuhan mereka terhadap platform digital angkutan, tak lantas membuat mereka membangun platform baru. Mereka tinggal berkolaborasi dengan Gojek untuk penetrasi ke market para pengguna jasa angkutan.

Begitu pula dengan Gojek. Mereka membutuhkan Bank Jago untuk mempermudah transaksi pelanggannya sehingga nyaman dan loyal dengan Gojek. Itu karenanya, hubungan antara Gojek dan Bank Jago adalah hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan.

Banyak Pilihan Platform

Hari ini, tersedia banyak platform digital yang dapat mengisi ekosistem digital sekaligus berkolaborasi antar satu sama lain. Itu karenanya, pemilik bank digital tidak perlu bersusah payah membangun platform-platform yang ia butuhkan.

Misalkan, kebutuhan Allo Bank terhadap marketplace, maka mereka cukup bersinergi dengan OLX. Atau, pemilik Allo Bank yang juga pemilik Transmart, tidak perlu mengubah Transmart menjadi minimarket hanya lantaran ingin mengoptimalkan potensi bisnis online to offline seperti Bank Aladin dengan Alfamart. 

CT justru mengambil langkah ciamik dengan mengkolaborasikan Allo Bank dan Indomaret milik Anthony Salim. Kedua pebisnis kawakan itu mengeksekusi peluang dengan cepat untuk melakukan economy sharing.

Walhasil, menarik melihat peluang bank digital ke depan untuk terus bertransformasi menjadi bank yang fokus pada life centric. Dimana pembayaran di dalam platform digital akan diisi oleh kecanggihan bank digital. [rif]