Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini

Laporan IPPPR: Covid-19 Jadi Bencana Karena Pemimpin Dunia Abai Saran Ilmiah

:: Anatasia Wahyudi
14 Mei 2021
dalam Terkini
Laporan IPPPR: Covid-19 Jadi Bencana Karena Pemimpin Dunia Abai Saran Ilmiah

Ilustrasi: Reuters/Adnan Abidi.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Menurut laporan Independent Panel for Pandemic Preparedness and Response (IPPPR), asal muasal Covid-19 menjadi bencana adalah sebab pemimpin dunia mengabaikan sains.

Para pemimpin, sejak di hari-hari awal, kehilangan momentum untuk meyakinkan publik dengan landasan yang benar. Hal itu menyebabkan munculnya asumsi bahwa virus asal Wuhan, China, ini bukanlah sesuatu yang berbahaya.

Laporan berjudul Covid-19: Make it the Last Pandemic itu menyebut: “Munculnya Covid-19 ditandai adanya perpaduan antara beberapa tindakan awal yang cepat, namun juga adanya penundaan, keraguan, serta penyangkalan.”

IPPPR merupakan panel independen yang dibentuk atas permintaan negara anggota World Health Organization (WHO) pada Mei tahun lalu. Panel independen ini diketuai oleh mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Helen Clark, dan mantan presiden Liberia yang juga penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2011, Ellen Johnson Sirleaf.

BACAJUGA

80% Populasi China Terinfeksi Covid, Indonesia Tak Buat Aturan Khusus bagi Wisatawan

80% Populasi China Terinfeksi Covid, Indonesia Tak Buat Aturan Khusus bagi Wisatawan

24 Januari 2023
4,15 juta Orang Masih Terdampak Covid-19

BPS: 4,15 juta Orang Masih Terdampak Covid-19

7 November 2022

Ellen Johnson Sirleaf menyayangkan situasi pandemi hari ini telah berkembang menjadi demikian tak masuk akal. “Sebenarnya bisa dicegah, namun karena begitu banyak pengabaian, perselisihan, penundaan respons, dan ketidaksiapan menyebabkan bencana krisis kemanusiaan ini terjadi.”

Laporan IPPPR juga menyebut WHO terlambat mendeklarasikan status Covid-19 sebagai ‘pandemi’ karena menundanya selama delapan hari. Padahal semestinya, penetapan status itu bisa dilakukan sejak 22 Januari 2020.

IPPPR meyakini wabah tidak akan menyebar begitu cepat seperti hari ini jika tidak ada jeda antara identifikasi pertama di Wuhan dengan deklarasi Covid-19 sebagai ‘Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia’ oleh WHO.

Namun, keterlambatan WHO membuat banyak negara gagap menghadapi Covid-19. Banyak pemimpin dunia ‘tersesat’ pada Februari 2020. Dan hari ini, pandemi telah menyebabkan 3,3 juta jiwa meninggal dunia dan krisis ekonomi di seluruh dunia.

Untuk mencegah bencana serupa terulang, IPPPR menilai sistem peringatan global perlu dirombak. IPPPR juga memberikan rekomendasi penanganan pandemi saat ini, beberapa di antaranya yaitu:

  1. Negara kaya yang telah divaksinasi dengan baik harus memasukkan 92 negara miskin dalam skema COVAX, setidaknya satu miliar dosis vaksin pada 1 September, dan lebih dari 2 miliar pada pertengahan 2022,
  2. Negara industri G7 harus membayar 60 persen dari US$19 miliar yang diperlukan dalam mendanai vaksin, diagnostik, serta terapi melalui program Access to Covid Tools Accelerator WHO pada tahun 2021. Sedangkan negara G20 membayar sisanya,
  3. WHO bersama World Trade Organization harus meminta negara dan produsen utama menyetujui lisensi sukarela dan transfer teknologi vaksin Covid-19. Jika dalam tiga bulan itu belum terjadi, maka pengabaian paten harus dipaksakan.
Indonesia yang Abai Sains

Setelah WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi, pemerintah Indonesia masih menyangkal meskipun pada 1 Maret 2020 sudah terungkap dua warga Depok yang positif Covid-19. Secara aneh, keesokan harinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru mengumumkan insentif pariwisata, baik itu diskon tiket dan tarif hotel di sepuluh daerah wisata Indonesia yang diyakini tidak menjadi episentrum virus.

Sama seperti Jokowi, wakil presiden Ma’ruf Amin pada 11 Maret menyampaikan susu kuda liar khas NTB ampuh menangkal virus Covid yang tengah mewabah di tanah air.

Mantan Jubir pemerintah khusus penanganan Covid Achmad Yurianto juga dianggap tidak sigap. Ia mengatakan: “Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya,” Pernyataan itu disampaikan pada 27 Maret.

Luhut Binsar Pandjaitan juga yakin jika Indonesia bebas Covid karena tak betah di suhu yang panas. “Dari hasil modelling, cuaca panas Indonesia di ekuator yang panas dan humidity tinggi, maka untuk Covid itu enggak kuat,” kata Luhut pada 2 April 2020.

Masih ada berbagai pernyataan blunder yang menunjukkan pemerintah tidak percaya sains yang pada akhirnya membuat sebagian masyarakat tidak percaya terhadap Covid-19.

Selain itu ada pula perselisihan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah khususnya DKI Jakarta. Saat dua warga Depok positif Covid, Pemprov DKI Jakarta membentuk Tim Tanggap Covid-19 untuk memantau, mencegah, dan menanggulangi virus. Kemudian, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta lockdown, namun ditolak oleh presiden Jokowi pada 31 Maret 2020.

Hingga setahun berlalu, pemerintah juga masih menunjukkan sikap abai. Saat banyak negara beramai-ramai menutup pintu untuk India karena gelombang dahsyat Covid di negara tersebut, Indonesia pada Rabu (21/4/2021) menerima 117 WN India yang menggunakan pesawat carter.

Kini, meski segala sesuatunya sudah terlambat, pemerintah masih punya kesempatan untuk membuat situasi tidak bertambah lebih buruk. Masih ada yang bisa dilakukan sebelum terjadi bencana seperti India dan Nepal yang menyebabkan rumah sakit kewalahan dan korban meninggal yang tidak sedikit. [Dmr]

Topik: Covid-19Gelombang Covid-19 IndiaIndependent Panel for Pandemic Preparedness and ResponseOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO)Pemimpin DuniaSaran ilmial
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

apbn lindungi daya beli masyarakat
Ekonomi

Sri Mulyani Sebut APBN Telah Bekerja Lindungi Daya Beli Masyarakat

1 Februari 2023
Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia
Lingkungan

Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

1 Februari 2023
Bakal Naik Besok, Jadi Berapa Harga Pertamax?
Terkini

Simak! Harga BBM Ada yang Naik Mulai Hari Ini, Ini Daftarnya

1 Februari 2023
Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)
Indikator Ekonomi

Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

31 Januari 2023
Paham Bahaya Politik Uang, Jarnas ABW Sumut Berikan Edukasi ke Masyarakat
Terkini

Paham Bahaya Politik Uang, Jarnas ABW Sumut Berikan Edukasi ke Masyarakat

31 Januari 2023
Muhammadiyah Putuskan 1 Ramadhan Jatuh pada 23 Maret 2023, Yuk Siap-siap!
Terkini

Muhammadiyah Putuskan 1 Ramadhan Jatuh pada 23 Maret 2023, Yuk Siap-siap!

31 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Selandia Baru Rencanakan Sejumlah Program Setelah Sukses Kendalikan Pandemi

Selandia Baru Rencanakan Sejumlah Program Setelah Sukses Kendalikan Pandemi

Sarung

Asal Usul Sarung? Kini Jadi Ciri Khas Bangsa Indonesia

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

apbn lindungi daya beli masyarakat

Sri Mulyani Sebut APBN Telah Bekerja Lindungi Daya Beli Masyarakat

1 Februari 2023
Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

1 Februari 2023
Bakal Naik Besok, Jadi Berapa Harga Pertamax?

Simak! Harga BBM Ada yang Naik Mulai Hari Ini, Ini Daftarnya

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
bacaan doa setelah sholat dhuha

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha, Lengkap dengan Zikir Pembuka Pintu Rezeki

1 Februari 2023
Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

31 Januari 2023
Paham Bahaya Politik Uang, Jarnas ABW Sumut Berikan Edukasi ke Masyarakat

Paham Bahaya Politik Uang, Jarnas ABW Sumut Berikan Edukasi ke Masyarakat

31 Januari 2023

SOROTAN

Pemilu Serentak Tahun 2024
Opini

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

:: Syaiful Rozak
1 Februari 2023

Pemilu Serentak Tahun 2024

Selengkapnya
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

30 Januari 2023
Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?

Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?

29 Januari 2023
Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat

Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat

28 Januari 2023
Zero ODOL 2023

Sudah Saatnya Wujudkan Jalan Raya Bebas Truk ODOL

28 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang