Meski, saat ini masih berfokus di Petamburan, Nazula mengatakan, nantinya akan diduplikasi di wilayah lain.
BARISAN.CO – Indonesia Resilience (IRES) sejak Februari 2022 menginisiasi program Jamu Clinic bersama dengan Singapore University Technology and Design (SUTD), yang didukung program Temasek Foundation dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Sepuluh bulan berlalu, Head of Program & Research IRES, Nazula Zulkifli menyampaikan, saat ini sudah masuk workshop kelima berupa pengenalan tanaman-tanaman jamu dan praktik pembuatan jamu.
Dia menambahkan, hal yang melatarbelakangi program ini adalah karena melihat jamu sebagai minuman herbal yang terjangkau bagi masyarakat.
“Akhirnya, kita berpikir kenapa ga dikembangin untuk masyarakat itu sendiri mulai dari penanaman sampai pembuatannya dikelola oleh masyarakatnya,” katanya pada Barisanco, Sabtu (24/12/2022).
Untuk varian jamunya sendiri, Nazula mengungkapkan, masih akan didiskusikan dengan masyarakat, yang sekiranya mampu dikelola dan dikembangkan di wilayah tersebut.
“Seperti temulawak, kencur, dan kunyit itu juga bahan-bahan jamu yang nantinya masuk salah satu daftar tanaman yang akan kita kembangin menjadi jamu,” ungkapnya.
Dia menambahkan, jamunya akan dikemas di dalam botol dan siap minum.
“Untuk produksinya memang yang fresh dan harian agar lebih mudah untuk dipasarin,” tambahnya.
Program Jamu Clinic merupakan bisnis model dalam menanggapi pandemi Covid-19. Seperti diketahui, selama pandemi, banyak masyarakat yang terdampak, termasuk aspek ekonomi. Sehingga, melalui program ini, IRES berharap dapat membantu masyarakat di perkotaan.
Dia melanjutkan, berharap agar kebermanfaatan dari program ini bisa di rasakan oleh masyarakat luas, bukan hanya di wilayah Petamburan. Meski, saat ini masih berfokus di Petamburan, Nazula mengatakan, nantinya akan diduplikasi di wilayah lain.
“Harapan lainnya agar ini bisa menjadi titik balik ke suatu masyarakat untuk bisa bertahan dan lebih berdaya dalam aspek ekonomi dan kesehatan. Yang kebermanfaatannya bisa dirasain oleh masyarakat itu sendiri di masa-masa darurat,” jelasnya.
Indonesia memiliki beragam tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Umumnya, tanaman ini diracik menjadi ramuan jamu.
Ramuannya telah teruji turun-temurun bahkan hingga saat ini. Riset tahun 2020 dari para pakar IPB University menemukan, 80 persen tanaman obat dunia berasal dari Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 25.000-30.000 tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat. IPB University juga mengidentifikasi 1.845 spesien tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat.