Biaya yang dibutuhkan untuk membersihkan 25 ton sampah di laut sekitar US$224.537.
BARISAN.CO – Lebih dari 1 juta organisme laut terbunuh setiap tahun karena polusi plastik di lautan. Hewan yang makan plastik sering kelaparan karena plastik mencegah mereka menelan makanan dengan benar.
Baru-baru ini, sebuah penelitian menemukan, paus pemakan filter mengonsumsi jutaan partikel polusi mikroplastik setiap hari. Ini menjadikannya konsumen sampah plastik terbesar di planet ini.
Para peneliti memperingatkan, di daerah yang sangat tercemar atau jika polusi plastik terus meningkat di masa depan, paus bisa makan 150 juta potong sehari. Data itu dikumpulkan di perairan pesisir California. Namun, para ilmuwan mengatakan bagian lain dunia lebih tercemar.
Penelitian ini adalah yang pertama memperkirakan konsumsi mikroplastik untuk paus biru, sirip dan bungkuk, yang merupakan paus balin dan menggunakan filter untuk menangkap mangsanya. Ditemukan bahwa hampir semua mikroplastik yang dikonsumsi ada di krill dan ikan yang dimakan paus, bukan di air. Partikel plastik berukuran serupa dengan makanan yang dimakan organisme yang lebih kecil.
Paus dapat dirugikan oleh mikroplastik dan bahan kimia beracun yang mereka bawa, dan penelitian sebelumnya telah menemukan kontaminan yang berasal dari plastik telah diidentifikasi dalam lemak mereka.
Mamalia masih belum pulih dari perdagangan perburuan paus dan menghadapi dampak lain yang disebabkan manusia seperti kebisingan dan serangan kapal.
“Apa yang kami temukan mengejutkan. Jumlah konsumsi plastik harian sangat tinggi,” kata Dr Shirel Kahane-Rapport, dari California State University, Fullerton, yang memimpin penelitian.
Untuk membersihkan lautan, dibutuhkan biaya yang sangat mahal. Negara-negara pulau kecil menerima jumlah sampah plastik dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada bulan Maret 2019, sebuah jurnal ‘The cost of removing the unsanctioned import of marine plastic litter to small island states‘ mengungkapkan, para peneliti membersihkan sampah plastik sebanyak mungkin dari Aldabra Atoll, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terpencil. Penelitian yang diunggah di Nature itu memperkirakan, uang dan upaya yang diperlukan untuk menghilangkan puing-puing yang tersisa.
Biaya yang dibutuhkan untuk membersihkan 25 ton sampah sekitar US$224.537. Namun demikian, diperkirakan, 513 ton (95% CI 212–814) tetap berada di Aldabra.
Untuk benar-benar menghilangkan sampah yang ada di sana dibutuhkan sekitar US$4,68 juta dan membutuhkan 18.000 jam kerja orang. Berdasarkan beratnya, komposisi didominasi oleh serasah dari industri perikanan daerah (83%) dan sandal jepit dari daerah yang lebih jauh (7%).
Mengingat efek merugikan yang serius dari sampah plastik pada ekosistem laut, ilmuwan menyimpulkan, upaya pembersihan adalah tindakan pengelolaan yang penting untuk pulau-pulau seperti Aldabra, meskipun biaya keuangannya tinggi dan harus diintegrasikan dengan kebijakan yang diarahkan untuk ‘mematikan keran’.
Ilmuwan merekomendasikan agar pendanaan internasional tersedia untuk upaya tersebut, terutama mengingat sifat lintas batas dari masalah sampah plastik laut dan layanan ekosistem yang disediakan oleh pulau-pulau yang kaya keanekaragaman hayati.