Dengan demikian, ia lebur dalam cinta kepada Allah Swt, dan bersih dari segala sesuatu selain Dia. Ia lebur dalam rasa takut kepada-Nya, dan tidak ada rasa takut kepada yang lain. Ia lebur dalam pengharapan kepada-Nya, dan tidak mengharapkan selain Dia.
Ia menerima segala perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dengan penuh keimanan dan ketaatan.
Ia berserah diri kepada qadha dan qadar-Nya, sehingga ia tidak berprasangka buruk, menentang dan marah terhadap segala ketetapan-Nya. Iaberserah diri kepada Tuhannya dengan penuh kepatuhan, kerendahan, kehinaan dan kehambaannya
Ia menyerahkan segala perkataan, perbuatan, perasaan dan intuisi, baik lahir maupun batin, kepada tuntunan Rasul-Nya dan menolak segala sesuatu yang tidaksesuai dengan tuntunan itu. Jadi apa yang sejalan dengan tuntunan Rasul saw dia terima dan apa yang bertentangan ia tolak.
Sedangkan sesuatu yang tidak jelas, apakah sejalan atau bertentangan, maka ia akan menunda dan menghindarinya sampai hal itu menjadi jelas.
Ia tidak berseberangan dengan para wali dan golongan Allah Swt yang beruntung, yang membela dan menegakkan agama dan sunnah Nabi-Nya.
Ia melawan musuh-musuh Allah yang menentang Kitab-Nya dan Sunnah Nabi-Nya. Yaitu, orang-orang yang keluar dari jalan yang lurus dan mengajak orang lain untuk menentang Al-Qur’an dan as-Sunnah. [Lukni]