Pemprov NTT mengeluarkan kebijakan masuk sekolah setingkat SMA Jam 5 Pagi. Meski mendapatkan banyak protes, Gubernur Laiskodat ogah cabut kebijakan itu.
BARISAN.CO – Beredar sebuah video di facebook, seorang guru wanita melaporkan secara live situasi sekolah SMA-nya di NTT tepat pukul 5.00 Wita. Tampak semua guru telah hadir lebih dulu di sekolah, termasuk kepala sekolah. Dan mereka menunggu, menyapa siswa-siswa yang datang pada jam 5 pagi, memberi pujian, terutama bagi siswa yang jauh tempat tinggalnya.
Sejumlah sekolah SMA/SMK/SLB Negeri pada hari Senin (27/2/2023) sudah menerapkan kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) soal masuk sekolah pada pukul 05.00 Wita.
Kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ini viral di media sosial dan grup WhatsApp. Dalam tayangan video berdurasi 1 menit 43 detik tersebut tampak Viktor didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi meminta para siswa agar membiasakan diri bangun pukul 04.00 Wita.
“Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04.00 Wita sehingga pukul 04.30 Wita mereka sudah harus jalan ke sekolah sehingga pukul 05.00 Wita sudah harus di sekolah supaya apa, ikut etos kerja,” ujar Viktor dalam video viral, Senin (27/2/2023).
Viktor juga bertanya ke kepala sekolah untuk mengubah jam pelajaran dimulai pukul 05.00 WITA dan disetujui para kepala sekolah. “Di kota kita ubah, sekolah mulai jam 05.00 pagi, setuju tidak kepala sekolah,” tanya gubernur yang dijawab setuju oleh para kepala sekolah.
Ditentang Sejumlah Pihak
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Pemprov NTT mempertimbangkan kembali kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi. Sebab, ini sangat membahayakan tumbuh kembang anak.
FSGI pun mengumpulkan pendapat sejumlah guru dan orang tua terkait kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi di NTT. Mereka mencatat banyak orang tua yang tidak setuju dengan kebijakan ini, karena:
- Faktor keamanan anak saat menuju sekolah
- Transportasi yang sulit pada pagi hari
- Kesiapan orang tua di rumah baik dalam menyediakan sarapan dan lainnya
- Kesehatan anak dan kemampuan belajarnya
“Apabila anak tidak cukup waktu tidur, maka akan ada dua fase yang sangat berpotensi terganggu yakni kesehatan tubuh dan pertumbuhan otak dapat terpengaruh,” kata FSGI dalam keterangan pers, dilansir dari Antara, Selasa (28/2023).
Hal senada disampaikan oleh P2G. “Kami menilai kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi di NTT tampaknya tidak melalui kajian akademis terlebih dulu,” kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam keterangan pers berbeda.
Seharusnya ada kajian secara filosofis, sosiologis, pedagogis, termasuk geografis. Sebab, banyak sekolah yang jaraknya jauh dari rumah siswa atau guru di NTT, bahkan ada yang lebih dari lima kilometer.
Gubernur Laiskodat Tolak Cabut Kebijakan Sekolah Jam 5 Pagi
Walau mendapat kecaman dari berbagai pihak, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersikukuh, menolak untuk mencabut kebijakan terkait masuk sekolah pukul 05.00 Wita. Kepada orang tua murid yang tidak setuju dengan kebijakan ini, diminta untuk memindahkan anaknya dari sekolah terkait jika tidak mampu.
“Kebijakan masuk sekolah jam 05.00 Wita pagi tetap dilaksanakan. Bagi orang tua yang ingin mendorong anaknya ke situ, dia akan disiapkan dengan baik menjadi pemimpin masa depan. Yang tidak mau tidak dipaksa, monggo geser kasih keluar anaknya,” tegas Viktor Bungtilu Laiskodat ( 28/2).
Perdebatan mengenai siswa yang sulit bangun pagi, Gubernur Laiskodat sesumbar bahwa kebijakan ini mendorong siswa bangun lebih awal. Karena kebijakan ini untuk kepentingan pelajar NTT untuk bisa masuk perguruan tinggi ternama di Indonesia.
“Untuk untuk kepentingan masa depan anak –anak kita. Nantinya akan ada kerja sama dengan lembaga yang membantu siswa bisa masuk ke perguruan tinggi ternama. Lembaga itu akan membantu pengajaran dan mempersiapkan siswa di NTT lebih dini untuk bersaing dalam perguruan tinggi,” jelas Laiskodat.