Sedangkan, Regulator Irlandia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa regulator UE lainnya yang relevan setuju dengan keputusan yang dikeluarkan pada hari Senin (28/11/2022) setelah berbagi draf keputusan dengan mereka bulan lalu di bawah sistem “satu atap” blok yang mengatur perusahaan multinasional besar.
Namun, gugatan lainnya juga sedang diajukan oleh aktivis hak asasi manusia, Tanya O’Carrol. Dia menggugat pemilik Facebook di pengadilan tinggi Inggris dan mengklaim perusahaan mengabaikan haknya untuk menolak pengumpulan data pribadinya.
Tanya menuduh Meta telah melanggar undang-undang data Inggris Raya dengan tidak menghormati haknya untuk menuntut agar Facebook berhenti mengumpulkan dan memproses datanya.
Facebook menghasilkan pendapatan dari membangun profil pengguna dan mencocokkannya dengan pengiklan yang mengarahkan iklan ke orang-orang yang menargetkan minat dan latar belakang khusus mereka.
Kepada program Today BBC Radio 4 pada Senin (21/11/2022), Tanya berpendapat, kasus ini benar-benar tentang semua orang yang dapat terhubung dengan media sosial dengan cara kita sendiri dan tanpa harus menerima bahwa kita harus mengalami profil pengawasan pelacakan yang sangat invasif hanya untuk menjadi dapat mengakses media sosial.
Tanya, rekan senior di Foxglove, sebuah kelompok kampanye hukum Inggris yang berfokus pada akuntabilitas dalam industri teknologi mengklaim, Facebook telah melanggar pasal 21 (2) Regulasi Perlindungan Data Umum Inggris (GDPR), yang memberikan hak kepada individu untuk memprotes pemrosesan data pribadi mereka untuk tujuan pemasaran.
Tanya menjelaskan, kasus yang berhasil dapat menjadi preseden bagi jutaan pengguna Facebook, media sosial, dan mesin pencari.
“Dengan kasus ini, saya benar-benar menggunakan hak ini yang sudah lama ada di buku-buku hukum, tetapi sampai sekarang belum digunakan, yaitu hanya mengatakan ‘Saya keberatan’, dan jika kita berhasil dalam hal itu maka semua orang akan melakukannya. Punya hak itu,”ujarnya kepada BBC.