Ke ‘dalam’ dia harus bertahan, terawat dan solid. Ke ‘luar’ dia harus tampil penuh percaya diri dan penuh kebanggaan. Bukan hanya bahasa, tapi seluruh dimensi yang ada dalam entitas budaya tersebut harus bisa ditampilkan penuh kepercayaan diri dan kebanggaan.
Pada posisi ini, tulisan tentang sosok Yono Daryono berkait dengan bahasa Tegal, mestinya menjadi ‘paper pembuka’ untuk diskusi-diskusi yang lebih segar di kemudian waktu.
Tulisan itu mestinya mendapat apresiasi bagi banyak pihak utamanya para budayawan yang memiliki perhatian dan keprihatinan terhadap budaya Tegal. Yono Daryono, lewat tulisan itu telah bersuara keras seputar imej bahasa Tegal serta nasibnya di masa mendatang dan sudah semestinya mendapatkan sambutan antusias.
Apapun yang dilakukan Yono Daryono untuk mengangkat Bahasa Tegal dengan penuh harkat, adalah kerja kerja kolektif kebudayaan yang harus melibatkan banyak pihak. Positioning Yono Daryono: Bahasa Tegal eksis, orang Tegal percaya diri menggunakan bahasanya ibunya.
Atau sebaliknya, Bahasa Tegal akan tetap menjadi bahasa banyolan, citra dungu, ‘pinggiran’ dan memalukan serta akan musnah ditelan zaman.
Yono Daryono telah memulai, dan ia pasti tidak mungkin seorang diri. [dmr]