Scroll untuk baca artikel
Blog

Membela Fir’aun

Redaksi
×

Membela Fir’aun

Sebarkan artikel ini

Memang alasannya sangat abstrak dan berada di langit karena ini soal Tuhan. Soal keilahian yang sesungguhnya sangat personal.

Maka Ramses II hanya disebut Fir’aun dan akhirnya menjadi tokoh antagonis karena menolak menyembah Gusti Allah Musa.

Saya curiga jangan-jangan memang Ramses II alias Fir’aun ini memang sedang menjalankan perintah Gusti Allah agar manusia belajar mengelola perbedaan sesembahan secara lebih beradab.

Mari kita lihat kepemimpinan Fir’aun lainnya. Pada 1888, teori bahwa piramida dibangun oleh pekerja Mesir yang merdeka dikonfirmasi. Hal ini dibuktikan oleh penelitian arkeolog Inggris bernama Flinders Petrie di kompleks piramida Kerajaan Senwosert II di Ilahun. Petrie menemukan permukiman yang dikelilingi oleh tembok di Kahu.

Di sana, dia menemukan kota yang direncanakan dengan baik. Kira-kira sama dengan Ibu Kota Nusantara yang juga direncanakan dengan baik, kecuali dalam hal menghabisi berbagai tumbuhan dalam hutan.

Kota yang direncanakan itu,  lengkap dengan berbagai fasilitas dan barisan rapi rumah bertingkat bata lumpur menyediakan banyak papirus, tembikar, perkakas, pakaian, dan mainan anak-anak. Semua puing-puing kehidupan sehari-hari yang biasanya hilang dari situs Mesir.

Dalam ekspedisi arkeologis lain yang dikembangkan pada tahun 2000-an ditemukan ada stempel-stempel nama kuno. Hal ini adalah bukti birokrasi pemerintah Mesir Kuno dalam melacak distribusi makan dan rumah para pekerja dalam skala besar. Tulang hewan yang ditemukan di desa tersebut menunjukkan bahwa para pekerja mendapatkan potongan daging terbaik.

Tim arkeolog juga menemukan adanya toples roti ribuan jumlahnya. Disimpulkan itu adalah stok logistik pekerja, yang tidur di asrama lebar yang dibangun khusus.

Dari sini kita lihat bahwa mereka adalah pekerja bukan budak. Budak tidak akan pernah diperlakukan sebaik ini, bahkan lebih baik daripada pekerja sawit atau proyek jalan tol yang ada di Indonesia.

Di sekitar permukiman para pekerja ini juga ditemukan berbagai sisa tulang hewan, gentong makanan, dan grafiti yang menunjukkan mereka diperlakukan layak.

Semakin menulis tentang Fir’aun, saya kok bersimpati padanya. Fir’aun tak butuh Perppu Cipta Kerja untuk menyejahterakan pekerjanya. Fir’aun juga tak menjual negara atas nama investasi untuk kesejahteraan rakyatnya.

Sejahat-jahatnya Ramses II yang membunuh bayi-bayi Yahudi, ia tak membunuh rakyatnya, termasuk dengan aneka pajak yang mencekik leher.

Yang diusir dari Mesir adalah orang Yahudi yang dianggap mengancam kedaulatan Mesir, meskipun ini sangat subyektif. Sama subyektifnya dengan tenaga kerja China di Morowali.