Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Mengapa Selalu Ada yang Membenci? Ini Jawaban Islam dan Kuncinya

×

Mengapa Selalu Ada yang Membenci? Ini Jawaban Islam dan Kuncinya

Sebarkan artikel ini
membenci
Ilustrasi/barisan.co

Sebesar apapun usaha kita untuk menjadi baik, tak semua orang akan menyukai kita. Tapi, inilah kunci kebahagiaan: fokus pada ridha Allah, bukan pada komentar manusia

BARISAN.CO – Hidup ini penuh dengan dinamika, termasuk dalam hal bagaimana orang lain memandang kita. Sebaik apapun kita berusaha menjadi pribadi yang baik, tak bisa dihindari bahwa selalu ada yang mencintai kita dan selalu ada yang membenci.

Ini adalah sunnatullah, sebuah hukum kehidupan yang tak terelakkan. Imam Syafi’i pernah berkata, “Setiap orang pasti ada yang mencintai dan ada yang membenci. Hendaklah selalu bersama orang-orang yang taat kepada Allah” (Mawa’idh Imam Syafi’i).

Apa pun yang kita lakukan dalam hidup, kita akan selalu dihadapkan pada dua jenis respons: pujian dan celaan.

Sebagai manusia, wajar jika kita lebih menginginkan pujian daripada celaan, tetapi seiring dengan kedewasaan iman, kita menyadari bahwa tak semua pujian mendekatkan kita pada kebaikan, dan tak semua celaan menjatuhkan kita.

Bahkan manusia terbaik di muka bumi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang memiliki akhlak sempurna, tetap saja mendapatkan kebencian dan cemoohan dari sebagian orang.

Sebagai pengingat, hidup ini diatur oleh Allah, dan kita menjalani takdir yang sudah ditetapkan-Nya. Tugas kita bukanlah membuat semua orang senang, tetapi memastikan bahwa kita tetap berada di jalan kebaikan dan kejujuran.

Tanpa terpengaruh oleh prasangka orang lain. Imam Syafi’i juga berkata, “Ridha manusia adalah tujuan yang tidak akan pernah bisa tergapai, tetaplah berbuat baik dan istiqamahlah.” (Sifatus Shafwah).

Salah satu kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah terlalu fokus pada apa yang orang lain pikirkan tentang kita, hingga kita lupa akan penilaian Allah.

Inilah yang menjadi sumber dari banyak kegelisahan dalam hidup. Kita berusaha keras untuk menyenangkan semua orang, meskipun itu berarti melanggar batas-batas syariat dan prinsip yang seharusnya kita pegang.

Nabi Muhammad Saw mengingatkan kita dalam sebuah hadis:

مَنْ أَرْضَى اللَّهَ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ ، وَمَنْ أَسْخَطَ اللَّهَ بِرِضَا النَّاسِ وَكَلَهُ اللَّهُ إلى الناس

Barangsiapa mencari ridha Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah akan mencukupinya dari segala kebutuhan manusia, dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah pasrahkan dia kepada manusia.” (HR. At-Tirmidzi).

Hadis ini memberikan panduan yang jelas bagi kita. Jangan sampai demi mendapatkan ridha atau pujian dari manusia, kita mengorbankan ridha Allah.

Karena jika kita terus-menerus berusaha menyenangkan semua orang, pada akhirnya kita akan kehilangan arah dan tak mampu menjaga komitmen pada ajaran agama.