Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Mengenal Sesar Lembang dan Potensi Gempanya

Redaksi
×

Mengenal Sesar Lembang dan Potensi Gempanya

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Sesar Lembang kembali menjadi perbincangan publik paska Gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter yang mengguncang Kabupaten Cianjur Jawa Barat Senin 21 November 2022 lalu.

Dalam catatan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa Cianjur disebabkan oleh aktivitas pada Sesar Cimandiri.

Jawa Barat menyimpan banyak sesar alias patahan yang berpotensi menyebabkan lindu berbahaya. Menurut data Stasiun Geofisika Bandung per Juni 2022 paling tidak ada enam sesar yang ada di Jawa Barat yakni Sesar Cimandiri, Baribis, Cipamingkis, Garsela, Citarik dan Lembang.

Sesar Lembang sempat jadi salah satu pembahasan yang menghangat di twitter usai gempa mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November lalu. Topik tersebut seiring meningkatnya kekhwatiran masyarakat terhadap potensi gempa yang lebih besar di Jawa Barat akibat pergerakan sesar Lembang.

Apa Itu Sesar Lembang?

Mengutip Jurnal Metereologi dan Geofisika yang diterbitkan BMKG (2014), sesar Lembang membentang dari bagian timur mulai Gunung Manglayang hingga ke wilayah barat yaitu Parongpong, Cisarua serta melewati kota Lembang, dan mempunyai panjang sekitar 22 km.

Sesar ini terbagi menjadi dua segmen yaitu segmen barat dan segmen timur yang terbentuk dalam waktu yang berbeda. Segmen timur terbentuk lebih awal yaitu 200.000 tahun yang lalu, sedangkan segmen barat yang terbentuk 27.000 tahun yang lalu. Kedua segmen tersebut bertemu di wilayah bagian tengah tepatnya di perbukitan sekitar Gunung Batu-Boscha. Kedua segmen ini tidak tepat segaris, tetapi membentuk offset sekitar 200-300 meter

Sesar Lembang, berdasarkan jurnal tersebut, merupakan sesar yang masih aktif. Ini dibuktikan dengan masih adanya pergeseran sesar walaupun pergeserannya sangat kecil yaitu dengan laju rata-rata sekitar 0.3 sampai 1.4 cm/tahun. Dibandingkan dengan pergeseran lempeng Indo-Australia terhadap pulau Jawa (lempeng Eurasia) yang mencapai 6-7 cm dalam setahun.

Secara geologis, sesar Lembang adalah satu landmark yang paling menarik di dataran tinggi Bandung. Ia terletak di lereng sebelah selatan dari gunung Tangkuban Perahu dan merupakan ekspresi geomorfologi yang jelas dari neotektonik di cekungan Bandung.

Secara morfologi sesar ini diekspresikan berupa gawir sesar (fault scarp) dengan dinding gawir menghadap ke arah utara. Patahan Lembang yang terbentuk pada jaman kuarter pleistoisen (sekitar 500.000 tahun yang lalu).

Dilihat berdasarkan sejarahnya, patahan ini terbentuk ketika gunung api raksasa Sunda meledak dan meruntuhkan tubuhnya kemudian menyisakan sedikit gunung parasitnya. Akibat runtuhnya gunung api tersebut maka terjadi kekosongan penampung magmatis yang mengakibatkan batuan dari erupsi gunung api Sunda patah.

Patahan tersebut memanjang dari timur ke barat, dimana patahan timur mengalami penerununan lebih terlihat dibandingkan dengan bagian barat

Potensi Gempa Sesar Lembang

Keberadaan patahan Lembang sudah lama menjadi objek para peneliti. Tim peneliti dari Geoteknologi LIPI bersama ITB, BMKG, PVBMG, Kementerian PU dan instansi lain, telah beberapa kali berkerja sama melakukan riset terkait patahan Lembang.

Studi sesar ini mencakup multidisiplin: seismologi, geodesi, geofisika, dan geologi. Hasil riset memperkirakan bahwa aktivitas sesar Lembang akan menghasilkan kekuatan gempa maksimum antara 6,5 – 7 skala Ricther. Namun, tak ada yang mengetahui kapan gempa kuat itu akan terjadi.

Keaktifan sesar ini diindikasikan dengan adanya aktivitas gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur Sesar Lembang. Pada 28 Agustus 2011, misalnya, terjadi gempa magnitudo 3,3 dengan kedalaman yang sangat dangkal. Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan pada 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.