Scroll untuk baca artikel
Terkini

Menghadapi Tantangan Inflasi, Hergun Dorong Penguatan Program Perlindungan Sosial

Redaksi
×

Menghadapi Tantangan Inflasi, Hergun Dorong Penguatan Program Perlindungan Sosial

Sebarkan artikel ini

“Selanjutnya, Bank Indonesia sebaiknha jangan terburu-buru menaikkan suku bunga. Memang, obat mujarab menurunkan inflasi ialah dengan menaikkan suku bunga acuan. Namun kondisi perekonomian yang baru pulih dari hantaman Covid-19 juga perlu kestabilan agar tetap meneruskan pemulihan. BI perlu memperkuat kerja sama dan koordinasi dengan TPIP (Tim Pengendali Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) untuk mengendalikan inflasi,” lanjutnya.

Ia menambahkan, solusi yang tidak kalah penting yaitu meningkatkan investasi. Hal tersebut untuk menanggulangi potensi terjadinya PHK dan meningkatnya pengangguran sebagai salah satu dampak inflasi.

Selain itu, peningkatan investasi akan berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi serta pengurangan angka penggangguran yang menurut data per Februari 2022 mencapai 8,40 juta orang. Karena itu, perlu mendorong peningkatan investasi sebagaimana yang diamanatkan UU Cipta Kerja.

“Meskipun UU Cipta Kerja dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi serta perlu diperbaiki dalam tempo 2 tahun, pemerintah perlu konsisten menjalankan semangat kemudahan berusaha dalam UU Cipta Kerja,” katanya.

“Sejumlah aturan turunan telah dibuat oleh pemerintah sebelum keluarnya putusan MK. Aturan tersebut perlu dilaksanakan secara konsisten untuk mengatasi hambatan-hambatan investasi yang saat ini masih banyak ditemukan di berbagai lini,” lanjutnya.

Lebih lanjut, dirinya mengapresiasi langkah tidak lelah Presiden Jokowi dalam menarik investasi ke Indonesia. Termasuk baru-baru ini melakukan pertemuan dengan CEO Tesla Inc. Elon Musk di Gigafactory Tesla, Austin, Texas, AS.

“Indonesia mempunyai keunggulan karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Menurut data dari United States Geological Survei (USGS) Amerika Serikat, produksi nikel Indonesia mencapai angka 1 juta metrik ton pada tahun 2021 lalu dan dapat dikatakan 37,04% nikel dunia berada di Indonesia,” bebernya.

“Selain itu, Indonesia juga mempunyai mangan. Ada empat komponen baterai mobil listrik, yaitu mangan, kobalt, nikel, dan lithium. Tiga di antaranya itu ada di Indonesia,” lanjutnya.

Ia berharap dengan keunggulan tersebut mampu menarik Tesla untuk berinvestasi di sektor industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik serta sebagai launching pada Space X di Indonesia. Jika itu terwujud, maka akan menciptakan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia. Selain itu, hadirnya mobil yang mengusung baterai ini dapat mengurangi emisi karbon di Indonesia.

“Di sisi lain, mobil listrik hadir dengan komponen sederhana dan tidak serumit mobil berbahan bakar bensin. Kehadiran mobil listrik lambat laun akan mengurangi pekerja mekanik dan toko penjualan suku cadang mobil. Jika ini tidak diantisipasi, maka dalam jangka panjang akan memunculkan pengangguran,” katanya.