Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Edukasi

Menjadi Guru Transformasional Menuju Era Society 5.0 (Bagian 2)

:: A. Ramdani
3 November 2022
dalam Edukasi
Menjadi Guru Transformasional

Illustrasi: Unsplash/Syahrul Alamsyah Wahid

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

MENJADI guru transformasional menuju Era Society 5.0

4. Menciptakan pengalaman konstruktivis

Umumnya guru cenderung menggunakan salah satu dari dua orientasi instruksional:

Transmisi : Dimana “peran guru adalah untuk mempersiapkan dan mengirimkan informasi kepada peserta didik” dan “peran peserta didik adalah untuk menerima, menyimpan, dan bertindak atas informasi ini.”

BACAJUGA

tujuan pendidikan islam

Pahamilah! Fungsi dan Tujuan Pendidikan Islam

9 Januari 2023
STIMA IMMI gelar wisuda dan kukuhkan guru besar

STIMA IMMI Luluskan 404 Wisudawan dan Kukuhkan Guru Besar

16 Desember 2022

Transformasional: Di mana keterlibatan aktif siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, berpikir kritis, keterampilan tingkat tinggi, dan komunikasi difasilitasi oleh instruktur.

Oleh karenanya akan sulit untuk mencapai pengajaran transformasional tanpa memahami dan menerapkan pedagogi konstruktivis – memfasilitasi pengalaman langsung – di mana siswa membangun makna melalui pembelajaran aktif.

5.  Bangun mindset yang positif dalam memandang perubahan

Ada banyak guru yang cenderung berpikir sederhanan dan suka berada di zona yang mapan. Untuk menjadi guru yang transformatif, Anda perlu belajar beradaptasi dengan berbagai suasana dan pengalaman baru sehingga Anda terbiasa menghaddapi suatu perubahan. Salah satunya adalah dengan perangkat ajar dan sumber referensi.

Kini era yang menuntut setiap guru  mampu berinteraksi dengan berbagai aktifitas dan materi berbasis digital. Buku teks bukanlah sumber ajar utama sebagaimana yang biasa dijadikan rujukan oleh guru sebelum ini.

Transformasi pembelajaran tentu akan menuntut guru mengintegrasikan berbagai sumber, baik fisik maupun digital sebagai media pembelajaran. Karena perubahan menyebabkan  konversi berbagai  hal kepada moda digital tidak bisa dihindari.

6.  Guru transformasional mengajar laksana ilmuwan, seorang seniman,  atau penulis esai

Guru transformasional tahu bahwa pengajaran seni tanpa sains tidak memiliki kemanjuran, dan pengajaran ilmiah tanpa estetika tidak memiliki visi. “Seni berasal dari kepribadian, pengalaman, dan bakat guru, Ilmu berasal dari pengetahuan tentang perkembangan anak dan struktur kurikulum”, kata Dr. David Elkind seorang psikolog anak. 

Seni dan ilmu mengajar bekerja secara harmonis. Guru terbaik adalah seniman yang mengetahui ilmu mengajar.

Berbeda dengan guru yang konvensional yang mengajar selama durasi 90 menit dengan ceramah dan latihan soal.  Seorang guru transformasional memperlakukan 90 menit itu seperti konser orchestra yang atraktif.

Berinteraksi dengan berbagai pertanyaan atau sanggahan dari siswa. Menunjukkan esai persuasif yang dibuat dengan hati-hati — dengan tujuan yang jelas dan rasa gaya yang unik, awal yang mengesankan dan akhir yang membuat penasaran, urutan logis, konten penting, transisi yang cepat, dan gairah yang menulari siswa.

Bersama-sama, karakteristik ini meyakinkan siswa untuk percaya bahwa mempelajari konten dan keterampilan adalah benar-benar penting.

7.  Mencontohkan manfaat dari apa yang diajarkan

Alih-alih menekankan kepada hafalan, guru transformasional mengajar para siswa berpikir kritis analitis. Keterampilan yang dibutuhkan di manapun dan sebagai apapun nantinya mereka bekerja.

Guru mengajar dengan tujuan pencapaian pengetahuan yang baik, berkesinambungan dan relevan dengan kehidupan. Kemudian siswa mampu menunjukkan pemahamannya dengan keterampilan baru yang berkembang seiring pertumbuhan usia dan pengalaman mereka.

Pada sebagian proses penilaian, guru dapat mengizinkan siswa untuk membawa catatan. Namun tampaknya itu kurang penting di era Google untuk menilai seberapa banyak yang diketahui siswa.

Sebaliknya, secara signifikan akan lebih peduli dengan seberapa masuk akal mereka dapat membuat semua informasi ini tersedia bagi mereka. Guru menjelaskan bahwa mengetahui bagaimana menulis dengan baik akan memainkan peran penting dalam kesuksesan masa depan mereka.

8.  Peduli melampaui apa yang diajarkan

Untuk memotivasi siswa menuju kesuksesan, guru transformasional berusaha untuk menunjukkan bahwa ia peduli tentang mereka di luar kelas. Guru melakukan yang terbaik untuk menemani perjalanan, menonton acara olahraga, dan menghadiri acara perform dan pameran karya yang dikelola siswa. Guru  transformasional memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana peran mereka jauh melampaui mata pelajaran apa pun yang mereka ajarkan.

Bagaimana menghubungkan antara pengetahuan di ruang kelas dengan kenyataan yang dihadapi oleh para siswa di luar sekolah. Itu akan memiliki dampak yang paling bertahan lama pada siswa setelah lulus.

9. Guru transformasional adalah seorang model berpikir simfoni

Agar efektif dalam memajukan potensi manusia, guru perlu mewujudkan kemampuan berpikir ‘symphonic’ – menilai secara kritis dan mensintesis ide-ide baru. Di mana seseorang dengan keterampilan berpikir simfoni mampu melakukan hal berikut:

  • Memahami hubungan logis antara ide-ide.
  • Mengidentifikasi, membangun, dan mengevaluasi argumen.
  • Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam penalaran.
  • Menggabungkan ide-ide yang berbeda untuk membentuk konsep baru.
  • Mengidentifikasi relevansi dan pentingnya ide.
  • Merefleksikan pembenaran atas keyakinan dan nilai diri sendiri.

Kunci dari pengajaran transformasional bukanlah reaksi, melainkan obsesi yang menggebu-gebu dengan analisis dan persiapan.

Kemampuan bertransformasi menunjukkan pemahaman kognitif tentang bagaimana siswa belajar; persiapan emosional untuk berhubungan dengan banyak siswa yang kebutuhannya bervariasi tidak selalu jelas; pengetahuan konten dari mana untuk menggambar cara yang berbeda untuk menyajikan sebuah konsep; dan, akhirnya, kemampuan untuk membuat keputusan mengajar dengan tepat dan proporsional serta  menindaklanjutinya.

Pada akhirnya Pendidikan akan bisa mempersipakan generasi yang akan mengisi dan memberikan ketahanan hidup yang manusiawi di era  society 5.0. Di mana kecerdasan buatan akan bersinergi secara baik dengan kecerdasan manusia. [Luk]

Editor: Lukni
Topik: Era Society 5.0GuruPendidikan
A. Ramdani

A. Ramdani

Praktisi pendidikan | Founder School for Parents

POS LAINNYA

Ulat Pemakan Plastik
Edukasi

Bukan Ulat Pemakan Plastik yang Super, Namun Kita yang Malas

28 Januari 2023
akhlak terpuji
Edukasi

3 Akhlak Terpuji: Pengertian, Dalil dan Contohnya

25 Januari 2023
Mengenal Kesitimewaan ‘Kecerdasan Buatan’ ChatGPT dan Bahayanya
Edukasi

Mengenal Kesitimewaan ‘Kecerdasan Buatan’ ChatGPT dan Bahayanya

24 Januari 2023
adab bertetangga
Edukasi

7 Adab Bertetangga Lengkap dengan Dalilnya dan Menurut Al-Ghazali

24 Januari 2023
Rape Culture Membuat Korban Kekerasan Seksual Merasa Bersalah
Edukasi

Rape Culture Membuat Korban Kekerasan Seksual Merasa Bersalah

23 Januari 2023
Mengenal Hukum Newton 1, 2 dan 3 pada Mainan Lato-lato
Edukasi

Mengenal Hukum Newton 1, 2 dan 3 pada Mainan Lato-lato

15 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Street Punk

Street Punk Gelar Aksi Sosial dan Pasar Gratis, Febri: Anak Punk Bukanlah Orang Jahat

Mengenal Sosok Anies Baswedan

Mengenal Sosok Anies Baswedan dari Kesaksian Para Tetangga

TRANSLATE

TERBARU

Fakultas Dakwah Institut PTIQ Genjot Etos Kewirausahaan Mahasiswa

Fakultas Dakwah Institut PTIQ Genjot Etos Kewirausahaan Mahasiswa

8 Februari 2023
Jelang Lebaran Butuh Cash Lebih, Waspadai Kejahatan Skimming ATM

Kisah ATM dan Eksistensinya di Era Non Tunai

8 Februari 2023
arti imma'ah

Jangan Menjadi Kelompok Imma’ah, Berikut Arti dan Penjelasannya

8 Februari 2023
Ari Lasso Suka Makan Kurma

Asupan Nutrisi dan Energi Sebelum Manggung, Ari Lasso Suka Makan Kurma

8 Februari 2023
NU modern

Wapres Harapkan NU Lebih Modern Sesuai Perkembangan Zaman

7 Februari 2023
Wakil Rektor PTIQ Jakarta Ali Nurdin Minta KPU dan Bawaslu Gelar Pemira Berbasis Al-Qur’an

Wakil Rektor PTIQ Jakarta Ali Nurdin Minta KPU dan Bawaslu Gelar Pemira Berbasis Al-Qur’an

7 Februari 2023
pencatat

Pencatat Berpikiran Besar

7 Februari 2023

SOROTAN

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS
Opini

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS

:: M Chozin Amirullah
7 Februari 2023

KONSER Dewa 19 bertajuk Pesta Rakyat akhirnya digelar pada Sabtu, 4 Februari 2023. Konser ini awalnya akan digelar pada 12...

Selengkapnya
Negara Partitokrasi

Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

7 Februari 2023
Ajip Rosidi, Anies Baswedan dan Buku

Ajip Rosidi, Anies Baswedan dan Buku

7 Februari 2023
George Orwell, KTP dan Indonesia

George Orwell, KTP dan Indonesia

6 Februari 2023
Minyak Kita atau Minyak Ente?

Minyak Kita atau Minyak Ente?

5 Februari 2023
Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

5 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang