Bersama-sama, karakteristik ini meyakinkan siswa untuk percaya bahwa mempelajari konten dan keterampilan adalah benar-benar penting.
7. Mencontohkan manfaat dari apa yang diajarkan
Alih-alih menekankan kepada hafalan, guru transformasional mengajar para siswa berpikir kritis analitis. Keterampilan yang dibutuhkan di manapun dan sebagai apapun nantinya mereka bekerja.
Guru mengajar dengan tujuan pencapaian pengetahuan yang baik, berkesinambungan dan relevan dengan kehidupan. Kemudian siswa mampu menunjukkan pemahamannya dengan keterampilan baru yang berkembang seiring pertumbuhan usia dan pengalaman mereka.
Pada sebagian proses penilaian, guru dapat mengizinkan siswa untuk membawa catatan. Namun tampaknya itu kurang penting di era Google untuk menilai seberapa banyak yang diketahui siswa.
Sebaliknya, secara signifikan akan lebih peduli dengan seberapa masuk akal mereka dapat membuat semua informasi ini tersedia bagi mereka. Guru menjelaskan bahwa mengetahui bagaimana menulis dengan baik akan memainkan peran penting dalam kesuksesan masa depan mereka.
8. Peduli melampaui apa yang diajarkan
Untuk memotivasi siswa menuju kesuksesan, guru transformasional berusaha untuk menunjukkan bahwa ia peduli tentang mereka di luar kelas. Guru melakukan yang terbaik untuk menemani perjalanan, menonton acara olahraga, dan menghadiri acara perform dan pameran karya yang dikelola siswa. Guru transformasional memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana peran mereka jauh melampaui mata pelajaran apa pun yang mereka ajarkan.
Bagaimana menghubungkan antara pengetahuan di ruang kelas dengan kenyataan yang dihadapi oleh para siswa di luar sekolah. Itu akan memiliki dampak yang paling bertahan lama pada siswa setelah lulus.
9. Guru transformasional adalah seorang model berpikir simfoni
Agar efektif dalam memajukan potensi manusia, guru perlu mewujudkan kemampuan berpikir ‘symphonic’ – menilai secara kritis dan mensintesis ide-ide baru. Di mana seseorang dengan keterampilan berpikir simfoni mampu melakukan hal berikut:
- Memahami hubungan logis antara ide-ide.
- Mengidentifikasi, membangun, dan mengevaluasi argumen.
- Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam penalaran.
- Menggabungkan ide-ide yang berbeda untuk membentuk konsep baru.
- Mengidentifikasi relevansi dan pentingnya ide.
- Merefleksikan pembenaran atas keyakinan dan nilai diri sendiri.
Kunci dari pengajaran transformasional bukanlah reaksi, melainkan obsesi yang menggebu-gebu dengan analisis dan persiapan.
Kemampuan bertransformasi menunjukkan pemahaman kognitif tentang bagaimana siswa belajar; persiapan emosional untuk berhubungan dengan banyak siswa yang kebutuhannya bervariasi tidak selalu jelas; pengetahuan konten dari mana untuk menggambar cara yang berbeda untuk menyajikan sebuah konsep; dan, akhirnya, kemampuan untuk membuat keputusan mengajar dengan tepat dan proporsional serta menindaklanjutinya.