Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Menjawab Paradigma Pendidikan Kritis

Redaksi
×

Menjawab Paradigma Pendidikan Kritis

Sebarkan artikel ini

Dalam buku The Structure of Scientific Revolutions, Thomas S. Khun mengatakan bahwa ilmu-ilmu yang sudah ada menjadi sebuah paradigma (yang disebut normal science) telah mengalami krisis, lalu timbulah revolusi ilmu.

Kemudian ilmu memberontak itu menjadi normal science, menjadi sebuah paradigma baru.[2] Paradigma baru dalam ilmu-ilmu sekular ( dipakai dalam konotasi negatif) yang terbentuk dengan mengubah pendapat tentang ontologi (hakikat keberadaan) ialah barat dan marxisme.

Barat adalah idealisme dan marx adalah materialisme. Paradigma dalam psikologi terbentuk dalam mengubah pandangan tertentu tentang aksiologi (nilai) manusia. Begitu juga bagaimana membangun pendidikan kritis yang mengintegrasikan keilmuan barat dan Islam.

Menurut Sigmund Freud manusia adalah libidinal force-nya, psikologi behaviorisme menemukan bahwa manusia adalah mesin yang digerakkan berdasarkan mekanisme stimulus dan respon, psikologi humanistik menemukan bahwa manusia berhasrat untuk mengalami peak experience, sementra victor frankl menemukan bahwa manusia berhasrat akan makna.[3]

Diskursusu ilmu-ilm sosial dalam bentang sejarah kita dapat mengurutkannya seperti kita memahami dalam katalog, dan ini ada panduannya. Dan dengan demikian ilmu-ilmuyang da sekarang adalah hasil dari modernisme, yaitu ilmu yang terpisah dari agama, ilmu yang mandiri dan sekular.

Maka wajar saja kalau dalam kurun pasca modernisme ini islam menginginkan paradigma baru yang merupakan hasil dedifferentiation (rujuk kembali) antara agama dan ilmu, wahyu, dan ratio. Rupanya keinginan untuk integrasi ilmu telah umum di dunia islam, baik kalangan sunni maupun syiah. [4]

Karena itu kita perlu memahami apa yang sebelumnya sudah terinspirssi oleh para pendahulu kita, dan untuk itu sering kita dengan proses integralistik, sebuah paradigma baru yaitu paradigma islam. Pendidikan yang benar-benar islam yang mencerminkan cita-cita ideal yaitu mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih baik[5], dan kita berharap supaya keadaan yang kita harapkan dapat tercapai lewat usaha keras.

Kata kunci Indonesi istilah masyarakat madani dalam bahasa arab artinya civi, civiled berati meradap, civilization, peradaban[6]Universalitas,supremasi, keabadian, pemerataan, kekuatan,kebaikan,dari dan untuk bersamadll. Untuk mewujudkan mka pendidikan harus menuju pada integritas antara ilmu agama dan umum.Perbedaan adalah rahmat tergantung bagaimana orang memaknainya tetapi kalau kita lihat bahwa ilmu pengetahuan itu berkembang karena perbedaan.[7]

Refrensi: