Mengenai alasan kenapa harus beasiswa kuliah, selain karena pendidikan dasar sampai menengah seharusnya sudah dibiayai pemerintah, Najwa menjelaskan bahwa menurutnya kuliah itu adalah untuk mematangkan seseorang.
Bagi Najwa, kuliah adalah tahapan hidup yang betul-betul akan bisa membuat seseorang jadi lebih baik dari sebelumnya.
“Kalau kuliahnya benar, ya, bukan cuma ngejar IPK doang, tapi bener-bener kuliah, nyari teman, berjejaring, berorganisasi, dan sebagainya. Saya merasa kita belajar jadi manusia dewasa di kuliah,” sebut Najwa.
Celengan Beasiswa Narasi juga tidak terbatas untuk kuliah, tetapi juga penunjang lain. Seperti misalnya, salah satu penerima beasiswa, Azahra Hikmah yang notabene mahasiswi semester 6 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka (Uhamka) jurusan Perbankan.
Diceritakan, ayah Ara–sapaan akrab Azahra nyaris putus kuliah karena kesulitan bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Saat bersamaan, ibunya juga harus operasi katarak. Ayahnya juga baru di-PHK sehingga terpaksa jadi juru parkir minimarket.
Celengan Beasiswa Narasi kemudian membayarkan biaya kuliah, makan, dan operasi ibu dari Azahra. Kini, setahun berlalu, Azahra lulus dan mewujudkan cita-citanya.
Menutup sesi, menjawab alasan pribadi Najwa membuat program Celengan Beasiswa Narasi bersama Kitabisa.com, adalah sebagai upaya kecil untuk membayar sedikit rasa tanggung jawab dari yang sudah diperoleh.
“Abi bisa jadi doktor karena beasiswa, saya juga S-2 dapat beasiswa. Jadi saya merasa berhutang. Saya merasa jadi bagian dari orang-orang yang punya tanggung jawab karena punya privilege,” ujar Najwa.
Menurut Najwa, nantinya, penerima beasiswa akan merasa punya beban. Namun, menurutnya juga, tanpa terbebani pun, para penerima beasiswa juga akan punya rasa tanggung jawab karena menerima terusan amanah dari orang lain.
“Itu yang betul-betul akan membuat kita ingat selalu. Setiap ilmu yang kita dapatkan, setiap ilmu yang kita pelajari, ada banyak jeri payah orang di belakangnya. Dan itu yang akan jadi pengingat kita untuk meneruskan kebaikan itu. Karena tanggung jawabnya, bebannya, dan juga kenikmatan memberi,” ungkap Najwa.
Sebagai penutup, Najwa pun menyampaikan hadis titipan sang ayah, Muhammad Quraish Shihab:
“Orang yang menempuh ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. Dan logikanya, yang akan juga diluruskan jalan ke surga juga orang-orang yang memperlancar jalannya.”
Selain acara talk show, di Festival Warga Bantu Warga juga ada beberapa booth yang bisa dikunjungi, di antaranya Sunyi Coffee–kedai kopi dengan barista temat tuli, kuncie–aplikasi penyedia pelatihan, Nutrifood, Kreaby–kerajinan tangan anak-anak autisme, K-pop, Celengan Beasiswa Narasi, hingga Pasar Barang Mantan.
Dengan mengumpulkan stempel pada booth-booth tersebut, pengunjung dapat membawa pulang merchandise menarik.