Dedy berpesan, perlu ditekankan dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yakni pertama, kebiasaan (habitus) yakni pembiasaan berkaitan dengan akhlak, karakter, pembiasaan hidup sehat, sosial emosional. Kedua, interaksi yakni komunikasi yang terbuka, memotivasi anak saat bermain. Bahwa alam atau sekitar rumah dan lingkungan kita adalah sumber belajar terbaik.
Sementara itu, Ketua Yayasan Telaga Bakti Semesta, Nur Khasan mengatakan fitrah anak dan dunia anak adalah bermain dan bergembira. Jadi pembelajaran yang disampaikan hendaknya memperhatikan fitrah mereka.
“Sistem pendidikan hendaknya juga harus menyesuaikan dengan kondisi kekinian. Sebagaimana pesan bijak Bestari, didiklah anakmu sesuai dengan perkembangan zaman,” lanjutnya.
Khasan menambahkan, oleh sebab itu dibutuhkan pembimbing atau guru yang benar-benar berkompeten. Adanya guru yang berkompeten, maka pendidikan anak akan semakin terjamin.
Media pembelajaran saat pandemi covid-19, Khasan menyampaikan pendidikan diselenggarakan di rumah memberikan pengertian pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Sedangkan media pembelajaran bagi anak adalah setiap apa yang ada di rumah dan lingkungannya.
“Tidak ada sampah yang ada adalalah barang belum bermanfaat,” terangnya.
Ninik Ambarwati dari Taman Akademi Semarang menyatakan pada prinsipnya media belajar dapat disajikan secara menarik sebagai upaya menumbuhkan motivasi belajar anak.
Sebab motivasi berhubungan erat dengan emosi, minat dan kebutuhan anak. Motivasi intrinsik yang berarti dorongan rasa ingin tahu, keinginan mencoba dan sikap mandiri anak didik menjadi landasan bagi guru menentukan pola motivasi ekstrinsik. Sehingga tujuan pembelajaran efektif.
“Dengan demikian dibutuhkan keterlibatan intelek-emosional anak dalam proses interaksi edukatif,” ujar Ninik.
Penulis: Lukni