Selama penelitiannya, Bibi juga menemukan banyak dari mereka yang menolak mengaku telah memutihkan kulitnya karena tindakan itu sering dikaitkan dengan mereka yang tidak berpendidikan.
Bahaya Produk Pemutih Kulit
Di balik pro-kontra awal mula produk pemutih ini menjadi hits, faktor pemicu meningkatnya efek samping dari praktik berbahaya ini pun tidak terhindari. Banyak perempuan mengalami perubahan warna yang mengganggu, kontras, dan bintik-bintik gelap. Buku-buku jari, lutut, dan siku memiliki warna yang berbeda. Lebih buruknya lagi, banyak pengguna beralih dari produk organik ke pil dan suntikan gluthathione demi mendapatkan warna kulit yang diimpikan.
Gluthatione adalah antioksidan alami yang ditemukan dalam sel tubuh manusia untuk menetrakan radikal bebas, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mendetokfikasinya. Itu membuat melanin berubah menjadi lebih terang dan menonaktifkan enzim tirosinase yang membantu menghasilkan pigmen kulit. Namun begitu, para ahli mengungkapkan metode apa pun yang dipilih pengguna, pemutihan kulit dapat mengancam jiwa dan komplikasi berbeda termasuk kanker.
Representasi media dan kurangnya edukasi publik menjadi faktor pemicu peningkatan tajam dari praktik berbahaya tersebut. Di Nigeria, standar kecantikan yang sering dipromosikan oleh media dan perusahaan periklanan secara gamblang menegaskan warna kulit yang terang lebih diinginkan sehingga baik perempuan dan laki-laki terbujuk untuk memutihkan warna kulitnya. WHO sendiri memperingatkan, pemutih kulit dapat merusak hati dan ginjal, psikosis, kerusakan otak pada janin, dan kanker.
Mengutip Vanguard News, panitera senior dermatologi di RS. Pendidikan Universitas Negeri Lagos, Dr Folakemi Cole-Adeife mengatakan, ada peningkatan tajam dalm jumlah komplikasi orang dengan pemutihan kulit di sana.
Menurut Folakemi, bleaching bisa menjadi penyebab komplikasi seperti infeksi berulang, stretch mark, dan dalam beberapa kasus bisa sistemik tergantuk dari produk yang digunakan. Pemutihan kulit juga dapat meningkatkan kadar gula darah dan beberapa diantaranya bisa memengaruhi ginjal dan menemoatkan seseorang pada peningkatan risiko terkena kanker kulit.
Folakemi menjelaskan, meski pada tahap awalnya kulit tampak bagus, namun setelah beberapa tahun kemudian, kulit akan mulai memburuk dan menjadi lebih buruk.
“Meningkatnya tingkat pemutihan kulit di Nigeria begitu mengkhawatirkan karena dapat menyebabkan epidemi kanker kulit di masa depan. Produk pemutih merusak DNA dan sekali rusak, maka kanker kulit dapat terjadi,” ungkap Folakemi.