BARISAN.CO – Frank Lampard, sosok legenda Chelsea yang diidolakan oleh Conor Gallagher. Pemain muda berusia 21 itu mengaku sangat terinspirasi dengan permainan Lampard. Itu karenanya, ia memilih bermain di posisi gelandang, sama halnya dengan posisi yang dulu diisi oleh pendahulunya itu.
Bagi Gallagher, Lampard layaknya sosok pahlawan yang ia idam-idamkan saat kecil. Dalam banyak kesempatan, ia bahkan tak malu untuk mengakui bahwa ia ingin sekali menirukan cara Lampard bergerak di lapangan, mencetak gol, hingga memberikan assist.
Benarlah, Gallagher seakan menjelma sebagai bentuk reinkarnasi Lampard. Mulai dari akurasi bola matinya yang bagus, totalitasnya untuk tim, bagaimana ia bergerak, hingga kejeliannya memilih waktu yang tepat untuk menuju titik tertentu.
Di usianya yang masih relatif muda, tak mustahil bila nantinya ia mampu menyejajarkan diri dengan idolanya itu sebagai legenda The Blues.
Jalan Berliku Gallagher
Berbeda dari Lampard yang dibeli Chelsea dari West Ham United saat masih berusia 23 tahun. Sedangkan Gallagher murni hasil didikan akademi Chelsea, Cobham. Ia betul-betul berkarir di Chelsea dari tingkat paling bawah. Dan, ia pun lulus dari akademi dengan predikat pemain terbaik.
Sayangnya, hingga sekarang, Gallagher belum juga mampu menembus skuat utama tim senior. Tentu, jalannya untuk menuju itu masih panjang. Untungnya, jasanya banyak diminati oleh klub-klub lain. Talenta berbakat ini setidaknya sudah membela empat klub sebagai pemain pinjaman. Mulai dari Chartlon Athletic, Swansea City, West Bromwich Albion, dan sekarang Crystal Palace.
Laris sebagai pemain pinjaman, tentunya berdampak positif bagi Gallagher. Terlebih, saat ini, ia membela Crystal Palace, salah satu tim yang berlaga di kasta tertinggi liga Inggris, Premier League. Sebab, selama masa peminjaman, Gallagher akan mendapat banyak menit bermain sekaligus juga pengalaman.
Apalagi, sebagai pemain muda, hal itu amatlah penting sebelum kembali ke klub asal untuk berebut posisi utama dalam skuat inti. Sebab, Chelsea adalah klub papan atas yang juga bertabur bintang. Maka, tidak mudah untuk bisa berada dalam skuat utama tanpa sebuah pembuktian.
Dan, perlahan, Gallagher mulai membuktikan kualitasnya sebagai pemain tengah yang andal. Di Crystal Palace, saat ini ia selalu menjadi pilihan utama di skuat inti. Berposisi sebagai gelandang serang, Gallagher sudah menorehkan empat gol di musim ini untuk timnya.
Tak hanya mencetak gol, ia pun juga telah membukukan dua assist. Bahkan, namanya semakin dikenal setelah timnya mampu menjungkalkan tim kuat, Manchester City dengan skor 2-0.
Pasalnya, dibalik kemenangan itu, ada nama Gallagher sebagai pencetak gol, sekaligus pemberi assist gol Zaha. Tak ayal, pada pertandingan itu, ia didaulat sebagai man of the match. Ia bermain dengan lincah sebagai gelandang box-to-box mirip dengan gaya bermain Lampard.
Bahkan, tak hanya rajin membangun serangan, ia juga tak malas untuk mundur membantu pertahanan, bergerak layaknya seorang pivot.
Pertanyaan pun bermunculan, apakah sudah waktunya Gallagher pulang ke Chelsea? Dikutip dari Chelind.com, jawaban mengejutkan terlontar dari sang pelatih, Thomas Tuchel. Ia mengatakan, terlalu tergesa-gesa untuk mendatangkan sang pemain muda itu dalam waktu dekat. Namun, akunya, kiprah Gallagher tidak lepas dari pantauannya.
Baru-baru ini juga kabar baik datang padanya. Southgate, pelatih timnas senior Inggris memanggilnya untuk masuk ke skuat timnas Inggris dalam kualifikasi Piala Dunia 2022. Tentu, sebagai pemanggilan pertama untuk memperkuat timnas senior, kesempatan ini juga sayang untuk ia lewatkan begitu saja. Maka, akan menarik nantinya, apakah Gallagher mampu bermain konsisten, sehingga namanya kelak layak disandingkan dengan idolanya, Frank Lampard. [rif]