Dari riset Ciliwung Institute bersama Singapore University tahun 2015, Asun mengungkapkan, rata-rata tingkat sedimentasi sungai di Jakarta itu mencapai 10 cm per bulan, artinya dalam dalam satu tahun itu 1,2 meter di palung sungai.
Dia menerangkan, akumulasi dari sedimentasi di muara sungai tersebut akan membentuk daratan baru.
“Masyarakat sungai atau masyarakat pesisir secara tradisional sendiri punya teknologi menangkap sedimentasi untuk menambah daratan baru. Misalnya, di Cisadane, para penambak bandeng itu bisa bikin bangunan bambu yang menangkap sedimen dan memperluas wilayah tambak mereka, sehingga kita bisa lihat hampir semua sungai akan membuat tanjungan muara sungai daratan yang menonjol, yang kami sebut tanah timbul,” lanjutnya.
Ada pun pengambilan sampel dalam riset tersebut dilakukan dua bulan sekali selama dua tahun berturut-turut, baik ketika debit sungai minimum maupun di titik maksimal. Pengukurannya dilakukan di empat titik, antara lain: di selatan, Condet dan Pasar Minggu; serta wilayah hilir, Ciliwung Lama Matraman Berlan, dan Kanal Banjir Barat Menteng Tenggulun.
“Periset dan akademisi harus jujur bahwa ada satu hal yang harus kita sikapi, yakni sedimentasi masalah pendangkalan sungai. Di sisi lain, sedimentasi sungai ini juga menjadi peluang ketika kita bisa mengatur arah tanah timbul melaju, penambahan tanah baru ini terjadi alamiah kota delta, pertumbuhan tanah aluvuial,” tegasnya.
Asun menambahkan, berdasarkan prediksi Ciliwung Institute, pulau-pulau reklamasi yang terlalu dekat dengan garis pantai akan mengganggu aktivitas pencucian sedimentasi muara sungai.
“Pada akhirnya nanti, Pulau D yang memang run-off sebagian besar wilayah Jakarta Barat muara dari Kali Pesanggrahan, Kali Angke, Kali Grogol dan Kali Mookervart, penumpukan sedimen itu akan menciptakan tanah timbul hingga pulau reklamasi lama kelamaan akan menempel dengan daratan utama,” sambung Asun.
Dengan berbagai pertimbangan, dia berpendapat, pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, yang dilakukan Jokowi menyisakan utang statement.
“Saya pikir Pak Jokowi masih punya utang statement, kalau sudah tidak mampu mengurus persoalan banjir Jakarta, tolong Pak Jokowi lempar handuk. Silakan Anda pindah ibu kota, kami sangat berterima kasih,” ucapnya.
Selain itu, Asun menyerukan, ada atau tidak adanya pemindahan ibu kota, Jakarta dan Ciliwung wajib untuk diselematkan dari krisis. [dmr]