Orang kulit putih di Amerika disebut-sebut memiliki kemampuan kognitif yang cenderung tidak mendukung kebijakan praktis dalam mengurangi ketidaksetaraan rasial. Orang berpendidikan tinggi malah memungkinkan membenarkan diri atas sikap rasis merekayang lebih canggih demi hak istimewa.
Masalah ketidaksetaraan rasial yang terjadi di sana juga bukan hanya karena kurangnya pengetahuan melainkan kurangnya kemauan di antara orang kulit putih untuk berkomitmen pada distribusi sumber daya yang adil.
Lalu, apa sebenarnya penyebab orang bersikap rasis?
- Kita hanya bergaul dengan sesama saja. Tanpa bersosialisasi dengan orang yang memiliki minat, latar belakang, budaya, dan bahasa berbeda, kita cenderung lebih merasa lebih baik dengan yang lain.
- Terlalu cepat menghakimi. Kita mudah membuat steretio orang dengan latar belakang yang berbeda. Misalnya, malas, bodoh, dan lain sebagainya. Untuk menghapus stereotip ini dengan tidak menganggap semua orang sama, meski misalnya dari suku yang sama karena semuanya tergantung dari pribadi masing-masing.
- Menyalahkan orang lain atas masalah kita sendiri. Orang yang tampak berbeda bisa menjadi sasaran empuk saat kita merasa marah atau frustasi.
Tidak dibenarkan untuk bersikap rasis dalam bentuk apa pun. Dalam berbagai kasus, rasisme justru bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia. [rif]