Atau dengan bahasa saya, ada pertarungan antara obyek dan subyek yang tidak selesai-selesai. Bahkan bisa dikatakan ada obyek hari ini yang jelas dan pasti, dan subyektivasi masa lalu yang serba kabur dan traumatik.
Tapi terlepas dari perhitungan itu semua, bahasa garis Hasan Bisri adalah garis hidup seorang pelukis kemarin, hari ini dan yang akan datang. Betapa pun kalau gajah mati meninggalkan gading, pelukis dalam ketiadaan meninggalkan riwayat garisnya.***