Perempuan bisa dibicarakan dari beragam sisi, ia tidak bisa dilihat sebelah mata. Peran dan tanggung jawabnya sangat luar biasa, baik di rumah tangga maupun kemasyarakatan. Ternyata perempuan dan ekonomi memiliki peran besar terhadap perekonomian Indonesia.
Data Bank Indonesia sebagaimana dikutip Katadata menyebutkan, total Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tahun 2018 mencapai 57,83 juta dengan lebih dari 60% dikelola oleh perempuan. Pelaku UMKM didominasi perempuan hingga mencapai 37 juta lebih.
Dari tahun ke tahun partisipasi perempuan dalam sektor usaha atau bisnis terus mengalami peningkatan. Perempuan senantiasa ingin terlibat dalam kemandirian ekonomi. Namun terkadang perempuan banyak mengalami kendala. Seperti kendala mendapatkan bantuan kredit maupun bantuan dari Pemerintah.
Partisipasi perempuan dalam sektor bisnis, khususnya usaha mikro dan kecil lebih mengarah bagaimana perempuan tidak menjadi pengangguran. Terkadang usaha kecil ini hanya sebagai pelengkap supaya perempuan memiliki aktivitas. Seperti usaha membuka warung sembako di rumah.
Tanggal 8 Maret diperingati sebagai hari perempuan sedunia. Para perempuan pelaku UMKM mulai menunjukkan perannya dalam sektor ekonomi.
Bisnis online
Partisipasi perempuan mulai merambah usaha di ranah dunia online atau internet. Ada tiga ruang perempuan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi di era industri 4.0 ini.
Pertama, marketplace merupakan website atau aplikasi penyedia layanan antara penjual dengan pembeli. Konsep marketplace sebenarnya mirip dengan pasar tradisional, penjual menggelar lapak di website atau aplikasi yang disediakan.
Di Indonesia marketpalce tumbuh subur dan mulai digandrungi para perempuan untuk andil dalam membangun kemandirian ekonominya. Ada beberapa starup marketpace yang sukses di Indonesia dan digunakan perempuan pelaku bisnis. Starup tersebut seperti Shoope, Tokopedia, dan Bukalapak.
Kedua, online shop atau toko online, ini berbeda dengan marketplace. Toko online merupakan tempat terjadinya transaski penjual barang melalui internet yang terhubung. Online shop tidak hanya berbentuk starup atau website, tapi juga media sosial seperti Facebook, Instagram, Whatshapp bisnis, maupun twitter.
Ketiga, E-Commerce, terkadang terjebak online shop, marketplace dan e-comerce. Ketiga istilah tersebut berbeda. Sedangkan E-commerce merupakan website yang dimiliki sendiri. Pelaku bisnis menjual produk di website milik sendiri. Hal ini dilakukan biasanya selain sebagai tempat jual beli juga berfungsi untuk sistem marketing dan mengenalkan brandnya.
Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS) Lukman Hakim Hasan, mengharapkan saatnya pemerintah mendorong ekonomi tumbuh dengan memberikan peran pelaku UMKM perempuan. Mendorong kemajuan bidang ekonomi di mana impian menjadi negara makmur masih jauh, Senin (08/02/2021)
“Sudah banyak pihak yang mencoba untuk membuat marketplace sendiri, tapi memang jaringannya masih kecil,” imbuhnya
Maka perlu pengendalian dan peran dari berbagai sektor, pemerintah maupun swasta. Lukman menambahkan, perempuan dalam menjalankan bisnis online dengan memanfaatkan marketplace memang karena jaringan lebih luas.
Ekonom UNS ini menilai era digital berpeluang besar mendorong sektor ekonomi tumbuh lebih agresif. Perempuan sebagai pelaku UMKN memiliki daya tahan kuat, dirasakan saat ada Pandemi Covid-19 saat ini. Perempuan pelaku UMKM terus berkreasi dan berinovasi pada produknya dan mulai mendominasi bisnis online.