BARISAN.CO – Presiden Jokowi mewakili Pemerintah menyatakan mengakui terjadinya pelanggaran HAM berat dalam 12 peristiwa di masa lalu. Berdasarkan laporan dari Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia, salah satu peristiwa yang masuk kategori pelanggaran HAM berat tersebut adalah Tragedi Trisakti dan Semanggi 1 dan 2.
Tragedi Trisakti merupakan peristiwa penembakan yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap sejumlah mahasiswa saat melakukan demonstrasi.
Demonstrasi ini dipicu mulai goyahnya ekonomi Indonesia sejak awal 1998 akibat pengaruh krisis finansial Asia sejak 1997 dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI.
Terdapat empat mahasiswa dari Universitas Trisakti yang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 – 1998), Hafidin Royan (1976 – 1998), dan Hendriawan Sie (1975 – 1998).
Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.
Tragedi Semanggi I
Sedangkan, Tragedi Semanggi I merupakan bentuk pelanggaran HAM berat yang terjadi pada 11-13 November 1998. Tragedi Semanggi merujuk pada dua aksi protes masyarakat dan mahasiswa terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa MPR di awal pemerintahan Presiden BJ Habibie.
Pada hari pertama demonstrasi, mahasiswa dan masyarakat sipil lainnya yang bergerak dari Jalan Salemba, Jakarta PUsat, terlibat bentrok dengan Pam Swakarsa– kelompok sipil bersenjata yang dibentuk TNI– di sekitar kompleks Tugu Proklamasi.
Kemudian pada 12 November, mahasiswa dan masyarakat bergerak menuju ke Gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan. Namun, tidak ada satu pun yang berhasil sampai kompleks wakil rakyat itu karena dikawal dengan sangat ketat oleh aparat keamanan.
Pada 13 November, aparat gabungan TNI-Polri berupaya membubarkan massa aksi yang bertahan di Semanggi dan sekitarnya. Kendaraan lapis baja dikerahkan aparat. Desing peluru tajam membabi buta di udara ketika mahasiswa sedang duduk di jalan.
Aksi tersebut mengakibatkan 17 warga sipil tewas setelah terlibat bentrokan dengan aparat. Berikut daftar korban Tragedi Semanggi I yang tewas selama demonstrasi.
- Lukman Firdaus, salah seorang pelajar yang terluka pada 12 November malam akhirnya meninggal setelah beberapa hari menjalani perawatan.
- Teddy Wardhani Kusuma, mahasiswa Institut Teknologi Indonesia (ITI) yang menjadi korban meninggal pertama akibat tembakan aparat pada 13 November.
- Bernardus Realino Norma Irawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, korban kedua tembakan aparat pada 13 November
- Ayu Ratna Sari, seorang anak berusia 6 tahun yang terkenal peluru nyasar.
- Sigit Prasetyo (YAI)
- Heru Sudibyo (Universitas Terbuka)
- Engkus Kusnadi (Universitas Jakarta)
- Muzammil Joko (Universitas Indonesia)
- Uga Usmana
- Abdullah/Donit
- Agus Setiana
- Budiono
- Doni Effendi
- Rinanto
- Sidik
- Kristian Nikijulong
- Hadi
Peristiwa Semanggi II
Tragedi Semanggi II bermula dari keputusan DPR mengesahkan Undang-undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB) pada 23 September. UU PKB dianggap dapat mengekang konsep-konsep damai yang muncul dari rakyat.
Tekanan demonstran yang begitu tinggi dan sengit untuk menolak RUU itu mengakibatkan bentrokan berdarah. Puluhan mahasiswa terluka akibat tembakan, injakan, pukulan dan gas air mata.
Itu bukan demonstrasi pertama, tetapi puncak dari serangkaian demonstrasi mahasiswa menentang pengesahan RUU PKB sejak awal September. Unjuk rasa bukan hanya di Jakarta, tetapi terjadi juga di beberapa daerah seperti Lampung, Medan dan beberapa kota lainnya.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS menyebut sebanyak 11 warga sipil tewas dan 217 lainnya luka-luka akibat tragedi tersebut.
Salah satu warga sipil yang tewas dalam peristiwa tersebut merupakan mahasiswa Universitas Indonesia bernama Yap Yun Hap. Ia meninggal akibat tertembak.
Jenazah Yun Hap ketika ditemukan rekan-rekannya sudah berada di kamar jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 25 September 1999 pukul 03.00 dini hari dengan lubang tembakan di punggung kiri atas. [rif]