Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Pendidikan Lingkungan Ramah Anak di Perkotaan

Redaksi
×

Pendidikan Lingkungan Ramah Anak di Perkotaan

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Konsep ramah anak di perkotaan, tidak hanya soal kebijakan kota ramah anak. Akan tetapi mulai masuk sekolah ramah anak yakni mewujudkan program pemenuhan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak. Juga tidak kalah pentingnya yakni konsep pendidikan lingkungan ramah anak.

Baik kota maupun sekolah didesain dengan memperhatikan konsep ramah anak. Sebab anak merupakan aset terbesar untuk pembangunan berkelanjutan. Pendidikan lingkungan untuk anak bukan sekadar dikenalkan arti penting pendidikan lingkungan, namun lebih dari itu.

Tugas pendidikan lingkungan ramah anak tidak hanya dibebankan pada pemerintah yang ingin membangun desain kota ramah anak. Begitu juga tidak pada pihak sekolah yang menerapkan pendidikan ramah anak. Tapi dimulai hal yang terkecil yakni keluarga, karena anak langsung berhadapan dengan dunianya yakni alam lingkungan yang ada di sekitarnya.

Anak langsung bisa melihat persoalan lingkungan di sekitar. Semisal, kondisi udara yang panas, banyaknya bangunan besar akan tetapi saluran pembuangan yang tidak lancar. Air kotor yang mencemari tanah dan tanaman. Begitu juga munculnya bencana akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, gunung meletus, maupun bencana alam lainnya.

Penanaman pendidikan lingkungan

Pendidikan lingkungan ramah anak bukan sekadar arti penting dari lingkungan hidupnya. Akan tetapi lebih dari itu berbagai aspek nilai yaitu anak dapat mengetahui makna kebenaran, keindahan dan kebaikan masalah lingkungan yang selama ini menjadi perbincangan internasional semenjak global warming menjadi isu sentral.

Hal yang sederhana saja, anak terkadang kurang peduli terhadap persoalan lingkungan contoh membuang sampah pada tempatnya. Tentu karena teladan dan ketelatenan dalam memberikan pembelajaran. Sebab anak memiliki sifat khusus, pola pendidikannya diberikan teladan yang baik dan itu senantiasa berulang-ulang. Tidak hanya sekali dua kali, dan tentunya dengan peringatan yang baik. Sehingga perkembangan otak atau pola pikir tentang buang sampah pada tempatnya tertanaman, tidak hanya pada pikirannya namun juga di hatinya.

Begitu juga pendidikan lingkungan hidup harus diperhatikan oleh para penyelenggara pendidikan. Apalagi mengenai pendidikan lingkungan ramah anak, sebab usia anak merupakan masa golden age atau masa keemasan. Pendidikan pada anak atau usia dini diajarkan dengan cara belajar dan bermain dan bermain adalah belajar.

Melalui perhatian cara berpikir anak dalam menanamkan pendidikan lingkungan ini dapat melejitkan semua potensi, dari motorik, bahasa, kognitif, emosional dan penumbuhan karakter untuk sadar terhadap makhluk hidup lainnya.

Pendidikan lingkungan ramah anak memancing anak untuk kaya akan rangsangan, kebebasan, berkreativitas dan menumbuhkan kesadaran lingkungan. Semuanya penanamannya berorientasi pada kebutuhan anak sebagai individu yang gemar bermain.

Kurikulum pendidikan lingkungan di rumah

Jika di sekolah kurikulum menjadi penting dalam semua kerangka pembelajaran yang berorientasi pada anak. Kurikulum pendidikan lingkungan tentu saja tidak secara langsung diterapkan dalam kurikulum sendiri. Sangat menunjang jika terdapat kurikulum lokal yang mendukungnya. Pendidikan lingkungan yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran misalnya sentra peran, sentra balok, sentra persiapan, sentra bahan alam, sentra seni dan kreativitas maupun sentra musik dan budaya.

Pembelajaran terintegrasi juga dapat di selenggarakan di rumah, dengan memperhatikan sentra-sentra tersebut. Misalnya sentra balok, bisa memanfaatkan batu, ranting, batang pohon maupun benda-benda lain di sekitar rumah. Sehingga anak bisa bebas menyusun balok tersebut sesuai imanjinasi anak.