Hujan dapat berpengaruh pada suasana hati. Lho, kok bisa?
BARISAN.CO – Beberapa hari belakangan ini, hujan terus mengguyur. Sejumlah orang suasana hatinya berubah menjadi suram dan murung jika itu berlangsung berhari-berhari.
Orang yang tidak suka hujan mungkin merasa “kurang bahagia” dan lebih marah pada saat hujan, menurut makalah dari American Psychological Association.
David Avery, MD, profesor emiratus psikiatri di Fakultas Kedokteran di Universitas Washington mengungkapkan, sinar dapat dianggap sebagai semacam ‘obat’, seperti dilansir dari SELF. Saat terlalu sedikit sinar matahari, kita akan mulai merasakannya baik secara emosional dan fisik.
Penyebabnya, karena tubuh kita bergantung pada sinar matahari untuk menjaga agar jam internal tetap terkendali; itu mengatur siklus tidur-bangun. Dosis cahaya pagi membantu kita merasa waspada, jadi saat hujan turun berhari-hari, kita mungkin mulai merasa mengantuk. Hal inilah yang dapat mengacaukan pola tidur normal, menyebabkan kita tidur lebih lama atau lebih sedikit dari biasanya. Sehingga, terganggunya kualitas tidur tersebut dapat mengacaukan suasana hati Anda.
Sinar matahari juga dapat menjaga semangat dengan meningkatkan dua zat kimia tubuh yang membuat tubuh merasa nyaman, yakni serotonin dan dopamin.
“Tanpa sinar ini dan tingkat neurotransmiter yang memadai, beberapa orang lebih cenderung merasa tertekan,”kata David.
Kurangnya sinar matahari (dan kemungkinan efeknya pada otak) juga diyakini sebagai salah satu pemicu terbesar gangguan afektif musiman (SAD), suatu bentuk depresi yang memengaruhi jutaan orang Amerika, terutama selama musim gugur dan musim dingin, setiap tahun, menurut Institut Kesehatan Mental Nasional Amerika.
Sementara, faktor meteorologi lainnya, termasuk perubahan suhu, kelembapan, dan tekanan barometrik juga dapat memicu peningkatan nyeri pada orang yang rentan (misalnya, pada mereka yang hidup dengan kondisi kronis seperti migrain atau artritis), yang dapat berdampak pada cara seseorang yang sedang merasa emosional.
Cuaca hujan juga dapat mendorong untuk tinggal di rumah. Jadi, kita mungkin kurang aktif atau membatalkan rencana yang sudah direncanakan.
Tanpa olahraga atau sosialisasi, khususnya untuk jangka waktu yang lebih lama, mungkin merasa sedikit lebih kesepian atau lesu, yang hanya memicu siklus suasana hati yang buruk.
Meski, tidak 100 persen dapat disepakati, tampaknya ada hubungan antara kepribadian dan kepekaan kita terhadap cuaca. Beberapa orang hanya membenci hujan, sementara yang lain menyukainya.