Scroll untuk baca artikel
Terkini

Menlu Malaysia: Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia Memiliki Peran Penting Memperkuat ASEAN

Redaksi
×

Menlu Malaysia: Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia Memiliki Peran Penting Memperkuat ASEAN

Sebarkan artikel ini

“Kalau tidak ada kemajuan yang jelas maka ini 2 negara paling awal mengatakan jangan diundang senior general itu ke ASEAN Summit. Dua pemimpin ASEAN, Presiden Indonesia membuat panggilan telepon kepada Sultan Brunei, dan Perdana Menteri Malaysia mengirim surat kepada Sutan Brunei dengan pendirian yang sama,” jelasnya.

Dalam sambutannya Rektor Universitas Paramadina Prof. Dr. Didik J. Rachbini menyatakan bahwa Malaysia sudah lepas dari middle income trap.

“Saya menyatakan selamat kepada Malaysia, dengan footbal politik yang cantik menghasilkan pemimpin muda seperti Dato’ Saifuddin,” sambungnya.

Rektor Universitas Paramadina ini menyatakan bahwa di tangan pemimpin-pemimpin muda inilah ASEAN ini akan terbentuk nantinya, dan menjadi kekuatan baru yang nanti bisa menandingi Eropa.

“Karena Indonesia ini 15 besar ekonomi dunia dan dalam waktu dekat akan menjadi 10 besar karena size penduduknya juga besar, ditambah ASEAN makin besar ini akan menentukan dunia selain kekuatan besar China dan Amerika,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Dr. Tatok D Sudiarto menyatakan bahwa Indonesia-Malaysia memiliki asset similarity, sharing geographical, cultural, social, environment, disaster and climate change.

Menurut Tatok di tingkat regional kita ingin strengthening ASEAN membership Asean Centrality, yaitu bagaimana mengembalikan lagi marwah ASEAN menjadi suatu kekuatan regional yang baik.

“Dulu orang melihat EU sebagai role model yang sangat bagus, tapi ternyata dengan Brexit kita bertanya ada sesuatu disana yang harus kita cermati,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama Dr. Hendri Satrio menyatakan bahwa politik Malaysia dan politik Indonesia kalau ditarik garis lurus memiliki kesamaan.

“Dari reformasi yang dilakukan kita sama-sama paham bahwa rupanya partai politik besar tidak mudah dikecilkan. Di Indonesia ada Golkar di Malaysia ada UMNO, keduanya masih eksis dan masih membuat partisipasi positif untuk negara,” jelas Hendri

Hendri juga menyinggung reformasi 1998, yang sampai hari ini masih menghadapi tantangan.

“Beberapa hal yang kita gariskan sebagai semangat reformasi seperti batasan presiden itu hanya 2 periode mulai muncul berbagai isu dan opini tentang penambahan masa jabatan presiden jadi 3 periode,” pungkasnya. [Luk]