Scroll untuk baca artikel
Terkini

Perkawinan di Bawah Umur Ferdi & Saskia; Strategi Pemerintah Tanpa Implementasi Jelas

Redaksi
×

Perkawinan di Bawah Umur Ferdi & Saskia; Strategi Pemerintah Tanpa Implementasi Jelas

Sebarkan artikel ini

November 2019, UNFPA dan Universitas Johns Hopkins bekerja sama dengan Universitas Victoria, Universitas Washingston, dan Avenir Health merilis studi bersama, untuk mengakhiri pernikahan anak di 68 negara pada tahun 2030 dibutuhkan biaya US$35 miliar.

Biaya itu digunakan untuk intervensi pendidikan, inisiatif pemberdayaan, dan program yang mengubah norma sosial seputar pernikahan anak dan akan mencegah sekitar 58 juta pernikahan anak.

Meski, pemerintah telah meluncurkan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak pada Februari 2020, namun belum dapat dikatakan berhasil. Saat itu, Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, perlu untuk memperkuat koordinasi dan sinergi serta pelibatan multistakeholder dalam menangani pernikahan anak.

“Sesuai instruksi Presiden Jokowi, pernikahan anak harus dihentikan. Pencegahan perkawinan anak merupakan tindakan yang tidak dapat ditunda. Hentikan pernikahan anak sekarang!” kata Suharso pada acara peluncuran itu.

Pernikahan anak menjadi problema yang sulit untuk dikendalikan. Namun, dengan adanya sinergi bersama antara pemerintah pusat dan daerah kemungkinan besar akan dapat dihentikan. Amat disayangkan juga, saat keluarga Ferdi dan Saskia mendatangi kelurahan untuk meminta izin menikah, mereka tak dapat menghentikan pernikahan itu. Meski, kelurahan menolak, namun pernikahan itu tetap terjadi walaupun siri. Hingga saat ini juga, kementerian terkait belum jua berkomentar.

Padahal, tahun lalu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makariem sempat menyatakan bahwa perkawinan anak yang menghilangkan kesempatan mengenyam pendidikan berkualitas dan pekerjaan yang layak.

Nestapa ini masih terjadi. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa sekolah dan bermain terbelenggu dalam biduk rumah tangga.

Oleh karena itu, selain berfokus dengan isu krusial, seperti pembangunan Ibu Kota Negara baru, pemerintah seyogyanya perlu untuk lebih gencar mengedukasi anak-anak dan keluarga untuk mencegah penikahan anak. Tanpa adanya keseriusan, strategi yang telah dicanangkan hanya akan jadi angin lalu.