BARISAN.CO – Film berjudul Tjoet Nja’ Dhien telah tayang di Bioskop. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama keluarga menikmati tontonan film perjuangan wanita asal Aceh yang diperankan oleh Christina Hakim, Minggu (23/5/2021)
Anies mengatakan Jangan pernah kau khianati negeri ini!. Itu kalimat terakhir yang keluar dari Cut Nyak Dhien di film ini. Badannya renta tapi imannya kokoh. Matanya rabun tapi hatinya jernih. Pakaiannya gelap tapi sinar mukanya cerah.
“Tjoet Nja’ Dhien adalah kisah perempuan tangguh. Dia memancarkan aura kecemerlangan hati dan keteguhan iman. Pancaran yang membuat ribuan terpanggil untuk perang sabil. Gema Takbir bergema di hutan dan pilihan yang dia tawarkan sederhana: Menang atau Syahid.,” tuturnya.
“Tontonlah film ini. Resapi kisahnya. Refleksikan kondisinya. Bayangkan bila kita hidup di masa itu: ada di pihak manakah kita berada? Sanggupkah kita pilih jalan terjal tapi mulia? Jalan perjuangan? Sanggupkah?,” sambungnya.
Anies berpesan, bagi yang saat ini sudah bisa hidup nyaman, sejahtera di negeri ini. Ingatlah bahwa di bawah kenyamanan saat ini, ada pondasi yang dibentuk dari jutaan orang tak dikenal yang menghibahkan nyawanya sebagai ongkos untuk negeri ini bisa merdeka.
“Menonton beberapa kali saat film ini keluar pertama kali di tahun 1988. Saat itu masih duduk di bangku SMA, menonton di Bioskop Mataram, Yogyakarta. Kini film Tjoet Nja’ Dhien diputar ulang. Getaran semangat dalam film ini masih tetap kuat,” ucap Anies.
Film besutan Erros Djarot memenangkan Piala Citra sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988 saat menggarap film pejuang dari Aceh Cut Nyak Dhien.
Tjoet Nja’ Dhien diperankan oleh Christine Hakim, bersama para pejuang melawan tentara belanda yang menduduki Aceh. Perjuangan Tjoet Nja’ Dhien dibantu suaminya Tuku Umar yang diperankan Slamet Rahardjo, ia menjadi panglima perang rakyat Aceh.
Perjuangan Tjoet Nja’ Dhien semakin berat semenjak Teuku Umar ditangkap belanda karena ada pengkhianatan orang terdekatnya.
Anies menyampaikan Eros Djarot memang fenomenal. Dia sanggup mengejawantahkan gelora heroik masa itu menjadi rangkaian gambar dan narasi yang dahsyat. Dia serap gelora perjuangan rakyat Aceh, lalu dipancarkannya dalam berbagai adegan dengan memesona. Ya, Eros Djarot memang dahsyat!
“Tontohlah film ini dan kita akan makin sadar mengapa Aceh itu tanahnya harum. Di Aceh inilah tanahnya disirami rata dengan darah para syuhada. Ya, pengharum tanah di Aceh itu adalah darah syuhada,” lanjut Anies.[Luk]