Dinamika Sosial Budaya Kawasan Samudera Hindia
Hari kedua, Selasa 1 Februari 2022, para mahasiswa fokus mendengarkan paparan para narasumber dan berdiskusi tentang dinamika aspek sosial budaya dan lingkungan di Kawasan Samudera Hindia ini.
Dalam sesi dinamika sosial budaya, Dr. Nivedita Ray (Indian Council on World Aiffair, India); Prof. Samina Yasmeen (UWA Centre for Muslim States and Society, Australia) memaparkan tentang praktik dan pengaruh diaspora, migrasi, perbudakan bagi akulturasi budaya, kebijakan negara, serta tatanan sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya di kawasan ini.
Pada sesi dinamika lingkungan, Dr. Gatot Gunawan (Director Blue Economy and Fisheries Management, IORA); Prof. Erika Techera (Law School, UWA), dan Dr. Alexander Davis (UWA) memaparkan tentang persoalan dalam isu lingkungan termasuk tantangan rezim hukum internasional dan upaya IORA dalam mengharmonisasikan kebijakan negara yang berbeda-beda.
Di hari ketiga, Rabu, 2 Februari 2022, Sanusha Naidu (Institute for Global Development, South Africa) memaparkan secara konstruktif dan kritis tentang persoalan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan termasuk persepsi agresifitas tentang ekspansi ekonomi China dan penguatan perdagangan intra-kawasan versus inter-kawasan.
Dalam dua minggu ke-depan mahasiswa akan kembali mendengarkan dan berdiskusi dengan para narasumber ahli dengan topik dan isu berbeda.
Pelaksanaan Kelas internasional diselenggarakan dalam format 3 (tiga) hari sepanjang durasi 3 (tiga) minggu dengan mempertimbangkan kondisi mahasiswa dan beban pembelajaran, selain memberikan kesempatan berinterkasi antar mahasiswa di luar ruang kelas formal online melalui platform digital sebagai bentuk kenormalan baru paska pandemi dan kebutuhan dasar interaksi sosial.
Di akhir kelas, mahasiswa yang dibagi dalam 5 (lima) kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi dan kerja kelompok tentang salah satu isu atau aspek tentang Hubungan Internasional di Kawasan Samudera Hindia sebagai salah bentuk nyata sebuah kegiatan kolaborasi, selain membangun jaringan baru antar mahasiswa dan memproduksi pengetahuan bersama.
“Ini merupakan salah satu bentuk nyata dari kolaborasi “people to people”,” ujar Shiskha. [Arief/Luk]