Dalam teori strukturalisme, CN telah menarik pikiran kecil ke pikiran besar Fir’aun dan Nabi Musa. Sebabnya, bukankah Jokowi adalah seorang tukang kayu. Dan CN memang telah bicara besar penguasa dan kekuasaan serupa sang despot Jendral Besar Soeharto, yang berkuasa tigapuluh lima tahun. Setelah memakan ribuan korban nyawa dalam peristiwa politik besar 1965.
Demikianlah, pikiran besar dan pikiran kecil terus bertarung di dalam diri manusia. Akibat yang ditimbulkannya, adalah pertarungan besar di tengah masyarakat yang terus dicekoki pikiran besar. Padahal seorang pemikir kontekstual — lawan dari universal-internasionalisme mendunia — bersesanti: small is beautiful.***