Meskipun terdapat beberapa pihak yang mencoba menghibur diri dengan pembentukan koalisi untuk membangun kekuatan tandingan, cara tersebut tidak menghilangkan esensi satu kemenangan pihak.
Meskipun bagi beberapa pihak berhasilnya pembentukan koalisi dan cerminan kemenangan atas ide dan gagasan dalam berkoalisi, tetap saja memenangkan persaingan hanya satu pihak.
Meskipun pihak tersebut terdiri dari beberapa unsur dan komponen, tetap saja pihak inilah yang menang hanya konteksnya adalah kolektifitas pihak yang menang.
Langkanya pihak pemenang inilah yang mendorong adanya persaingan. Ketika masing-masing pihak sepakat untuk duduk bersama dan memecahkan permasalahan secara win-win solution, biasanya tidak akan terjadinya persaingan, namun, dalam dunia politik cara pemecahan macam ini, sulit sekali diwujudkan.
Apalagi dalam dunia politik, dimana masing-masing pihak berusaha memaksimalkan kepentingan dan tujuan mereka sendiri.
Intinya, agar mampu melenggang dalam kontestasi pilkada, dan kemudian menjadi pemenang, maka kesadaran yang dibangun adalah semangat persaingan, bukan romantisme atau belas kasihan. []