Terkait masalah Pinjaman Online resmi atau Pinjol liar, menurut Eko yang amat penting dilakukan sekarang bagaimana meningkatkan literasi masyarakat tentang utang, kegunaan utang, bagaimana membayar utang.
“Meski juga OJK dinilai telah dengan ketat melakukan seleksi terhadap jumlah perusahaan pinjaman online resmi yang sekarang berkisar 105 ketimbang dahulu sampai 225,” imbuh Eko.
Eko menyampaikan satu hal yang dinilai sukses ditangani oleh OJK adalah bagaimana OJK membereskan persoalan Bank Muamalat, Bukopin, dan Bank Banten yang selesai ditangani. Itu keberhasilan OJK.
“Amat diperlukan saat mengamandemen UU Keuangan terkait OJK, agar struktur di Anggota Dewan Komisaris (ADK) OJK agar dalam satu tubuh OJK tidak terdapat “silo-silo” tersendiri,” jelasnya.
Menurut Eko, leadership pimpinan OJK juga harus seperti pimpinan Bank Indonesia (BI) yang bisa mengatur dan mengambil keputusan secara lintas divisi di dalam tubuhnya. Di tengah hutan rimba sistem keuangan yang semakin complicated, masalah leadership dan Dewan Pengawas OJK yang harus didirikan menjadi semakin penting.
“Di samping itu semua catatan penting untuk OJK adalah bagaimana bisa berperan dalam meningkatkan literasi masyarakat tentang keuangan secara masif dan digital financial, juga financial deepening serta pengawasan terhadap konglomerasi yang harus dilakukan OJK,” pungkasnya. [Luk]