Mereka dalam sunyi bekerja menggalang kekuataan dan melatih para emak-emak cara bermedia sosial yang baik. Mereka juga tak lelah untuk mengetuk pintu hanya untuk menyapa dan membangun komunitas menerjemahkan ide-ide Anies. Mereka juga yang menulis artikel, esai bahkan buku yang menyampaikan narasi tentang Anies sehingga menjadi bagian dari desiminasi ide yang viral dan mewabah.
Pasangan Anies untuk Pilpres 2024 adalah manusia, bukan boneka, buka robot, apalagi kucing anggora, pun bukan sandal jepit. Hentikan personifikasi yang hiperbola dan berlebihan. Jangan dibiasakan juga publik ini disuguhi mimpi dan halusinasi seperti jargon ekonomi meroket padahal cukup dikatakan ekonomi tumbuh atau ekonomi membaik.
Untuk pendukung dan relawan Anies, carilah diksi atau padanan kata yang sopan dan santun untuk menuangkan ide-ide yang baik sehingga sampai ke publik tidak memancing keributan dan kegaduhan. Justru menjadi penyejuk atau mungkin malah menjadi solusi di masyarakakat (to inform, to educate atau to entertain)
Siapapun pasti setuju, Indonesia tidak mungkin bisa diselesaikan oleh presiden atau wakilnya model kucing anggora sementara bila di sekitar presiden atau istananya banyak kucing garong. [rif]