Virus Marburg termasuk dalam keluarga Filoviridae, yang juga mencakup virus Ebola.
BARISAN.CO – Berembusnya isu seputar Virus Marburg membuat Kementerian Kesehatan buka suara. Masyarakat tak perlu panik maupun khawatir, kata Kemenkes.
Meski demikian, Kemenkes tidak menganggap remeh Virus Marburg dan meminta masyarakat tetap waspada.
“Penyakit ini bersifat jarang namun dapat mengakibatkan wabah dengan angka kematian yang besar,” demikian dikutip dari laman Kemenkes, Senin (20/02/2023).
Menurut Kemenkes, Virus Marburg sekarang tengah menyebar di Afrika. Virus Marburg termasuk dalam kelompok demam berdarah dan menyebar lewat kontak cairan tubuh orang yang terinfeksi atau benda-benda yang terkontaminasi.
Virus Marburg termasuk dalam keluarga Filoviridae, yang juga mencakup virus Ebola.
Virus ini pertama kali ditemukan di kota Marburg, Jerman pada tahun 1967, ketika terjadi wabah penyakit yang menyebabkan kematian pada sejumlah besar orang yang bekerja di laboratorium tempat virus ini ditemukan.
Adapun gejala awal penyakit Marburg meliputi demam, sakit kepala, kelemahan, dan nyeri otot. Penyakit ini kemudian dapat berkembang menjadi masalah pernapasan, gangguan perdarahan, dan kematian.
“Kita tidak perlu khawatir. Kalau kita lihat laporan, tidak pernah penyakit ini berkembang luas dan cepat seperti saat pandemi Covid-19,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dalam sebuah keterangan, Kamis (16/2/2023).
Bisa Jadi Pandemi?
Soal kemungkinan Virus Marburg meningkat statusnya menjadi pandemi, beberapa pihak menyarankan agar ada langkah pencegahan sebelum itu terjadi.
Dikutip dari Antara, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai virus Marburg berpotensi menjadi pandemi baru di masa depan.
“Apakah ini berpotensi pandemi? Kalau untuk saat ini menurut saya belum, namun pada gilirannya, cepat atau lambat bila strategi pengendalian lemah, vaksin dan obat tidak tersedia, ancaman makin besar untuk dunia,” ujar Dicky.
Dalam pada itu, Kemenkes sejauh ini memastikan Virus Marburg belum menyebar di Indonesia.
Virus Marburg sekarang telah menyebar di Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda. Adapun di Guinea Khatulistiwa, sejak 7 Februari, tercatat satu kasus konfirmasi, 16 kasus suspek, dan sembilan kematian per 13 Februari.
“Hingga saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Marburg di Indonesia dan di negara sekitar. Risiko importasi penyakit virus Marburg di Tanah Air rendah,” demikian Kemenkes berucap.
Dalam rangka pencegahan lebih lanjut, Kemenkes juga memberi tips agar masyarakat terhindar dari Virus Marburg.
“Bagi para pelaku perjalanan luar negeri yang mengalami gejala demam setelah mengunjungi daerah-daerah endemik penyakit Marburg, segera lapor dan segera menceritakan riwayat perjalanannya ke tenaga kesehatan sehingga bisa ditangani secara cepat.”
“Yang kedua, hindari makan makanan mentah atau setengah matang. Kemudian tidak menyentuh hewan sakit atau berkontak dengan orang bergejala penyakit Marburg tersebut.” [dmr]